Ilustrasi Gen Z. (Sumber: Poskota)

JAKARTA RAYA

Bukan Tren, Gen Z Disebut Pilih Tunda Nikah demi Persiapkan Diri

Rabu 23 Jul 2025, 17:22 WIB

TAMBUN UTARA, POSKOTA.CO.ID - Fenomena generasi muda yang memilih menunda pernikahan hingga usia matang ternyata tidak terlalu berlaku di wilayah Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.

Meski banyak anggapan Gen Z enggan menikah muda, data di lapangan menunjukkan bahwa tren ini lebih mengarah pada kesiapan yang matang, bukan penolakan terhadap institusi pernikahan itu sendiri.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tambun Utara, Ali Shadikin menyatakan, mayoritas warga yang mendaftarkan pernikahan di wilayahnya berada dalam rentang usia produktif yang telah melebihi batas minimal pernikahan.

“Rata-rata mereka menikah di atas 21 dan 25 tahun. Artinya, sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah, yakni minimal usia 19 tahun untuk menikah,” kata Ali kepada Poskota, Rabu, 23 Juli 2025.

Baca Juga: KUA Tambun Utara Bekasi Nilai Gen Z Tunda Nikah Bukan Masalah

Berdasarkan data yang dihimpun KUA Tambun Utara, 700 pasangan mendaftarkan pernikahan sepanjang tahun 2024. Jumlah ini dinilai masih normal, bahkan menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

“Kalau tahun 2024 itu sekitar 700-an calon pengantin yang mendaftarkan pernikahannya pada kantor kami. Untuk tahun ini karena masih bulan ke-7, belum bisa dipastikan totalnya,” tuturnya.

Ia menyebutkan, usia pernikahan yang semakin matang menunjukkan adanya perubahan pola pikir dan kesiapan dari masyarakat, terutama generasi muda. Mereka cenderung menunda pernikahan untuk fokus terlebih dahulu pada pendidikan, karir, dan kestabilan ekonomi.

“Kalau dulu, orang tua kita mungkin tidak terlalu mempertimbangkan faktor pekerjaan atau ekonomi. Sekarang, sebelum melamar, umumnya ditanya dulu sudah bekerja atau belum,” kata dia.

Baca Juga: Gen Z di Jakarta Punya Harapan Nikah

Menurutnya, perkembangan media sosial dan teknologi informasi turut mempengaruhi cara pandang generasi Z terhadap pernikahan. Akses informasi yang lebih luas memungkinkan mereka untuk lebih selektif dalam memilih pasangan hidup.

“Sekarang orang bisa kenal siapa saja dan di mana saja lewat media sosial. Itu membuka peluang lebih besar bagi generasi Z untuk menemukan pasangan ideal menurut versinya. Tidak seperti dulu yang hanya terbatas di kampung atau desa,” ucapnya.

Namun, fenomena menunda pernikahan di usia muda bukanlah sesuatu yang patut dikhawatirkan selama didasari niat baik dan persiapan matang. Ia menyebut hal tersebut justru sebagai bentuk kemajuan berpikir.

“Kalau mereka menunda untuk persiapan yang lebih baik, itu bagus. Ada pekerjaan yang mapan, pendidikan yang cukup, dan kesiapan mental. Itu akan sangat membantu membentuk keluarga yang kokoh di masa depan,” katanya.

Baca Juga: Praktisi Kesehatan Ungkap Alasan Mengapa Perempuan Dianjurkan tidak Menikah Tua

Meski demikian, ia turut memberikan catatan penting. Jika alasan menunda pernikahan semata-mata karena merasa nyaman hidup sendiri atau meremehkan pentingnya menikah, maka itu perlu diwaspadai.

“Karena manusia itu tumbuh berkembang lewat pernikahan. Kita ada di dunia ini karena ada pernikahan orang tua kita. Kalau semua menolak menikah, bisa-bisa manusia punah karena bencana atau perang,” tegasnya.

Di akhir wawancara, Ali menyampaikan harapannya kepada generasi muda untuk tidak ragu menikah jika memang sudah siap, baik secara finansial maupun emosional.

“Kalau sudah punya pekerjaan, pendidikan cukup, dan ketemu orang yang baik dan bertanggung jawab, segera daftarkan. Menikah itu ibadah. Jangan ragu untuk membentuk keluarga, karena itu langkah awal membangun peradaban yang baik,” tuturnya. (CR-3)

Tags:
KUA Tambun UtaraBekasinikah

Tim Poskota

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor