Kopi Pagi: Anak Hebat Bermartabat. (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi

Kopi Pagi: Anak Hebat Bermartabat

Senin 21 Jul 2025, 06:39 WIB

"Keluarga akan berperan optimal memberikan perlindungan kepada anak jika ditopang kemampuan sosial ekonominya, yang paling standar cukup pangan, sandang dan papan,” kata Harmoko.

Tidak dapat dipungkiri bahwa anak - anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan sejak dini. Bagaimana hari ini kita merawat, menjaga dan mendidik anak-anak kita. Sejauh mana  kita membangun karakter anak  menyongsong era Indonesia Emas.

Semuanya itu memerlukan investasi guna memenuhi hak - hak anak, mulai dari kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Belum lagi perlindungan dari aksi kekerasan, diskriminasi, dan penelantaran, guna memastikan masa depan mereka akan lebih baik lagi.

Tanpa adanya pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak, maka mencetak generasi cerdas dan berkualitas hanyalah mimpi.

Baca Juga: Kopi Pagi: Politik Balas Budi

Cukup beralasan jika sejumlah negara seperti Finlandia, Korea Selatan dan Singapura, mengalokasikan dana yang sangat besar untuk menyiapkan SDM tangguh.

Negara kita pun patut diapresiasi karena mengalokasikan 22 persen dari total anggaran untuk sektor pendidikan pada tahun 2025 ini.

Boleh jadi anggaran sebesar Rp 724,3 triliun ini yang tertinggi sepanjang sejarah, karena sebelumnya hanya 20 persen dari total anggaran.

Sektor pendidikan mendapatkan prioritas seperti dibukanya sekolah rakyat bagi siswa berprestasi dari keluarga miskin. Selain pendidikan gratis bagi SD hingga SMA baik negeri maupun swasta, 

Masih banyak faktor lain untuk membentuk anak - anak yang sehat, cerdas dan berkualitas.

Kebutuhan gizi harus terpenuhi sejak masih dalam kandungan hingga setidaknya usia balita dan berlanjut ke remaja. Saat - saat tumbuh dan kembang anak.

Baca Juga: Kopi Pagi: Babak Baru Perang Dagang Dunia

Pemenuhan gizi telah diupayakan dipenuhi secara bertahap melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kesehatan, melalui program cek kesehatan gratis bagi para siswa secara berkala. 

Anggaran yang begitu besar untuk pendidikan dan kesehatan, hendaknya kita kawal bersama agar penggunaannya tepat sasaran.

Ingat, anggaran ini diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat, bukan kemewahan para pelaksananya, pejabat dan kerabat dekat.

Di sisi lain, perlindungan kepada anak atas perlakuan tindak kekerasan, penelantaran dan diskriminasi masih perlu ditingkatkan dan dikolaborasikan lagi. 

Sering kita dengar masih terdapat banyak problema yang menimpa anak - anak kita, anak Indonesia. Sebut saja diskriminasi dalam memperoleh sekolah negeri akibat terbatasnya bangku sekolah dan latar belakang status sosial ekonomi.

Aksi kekerasan terhadap anak masih kita jumpai.

Data menyebutkan, hasil sosialisasi dan edukasi Komnas Perlindungan Anak sepanjang 2024, ditemukan 21 ribu anak menjadi korban bullying fisik dan psikis. 

Baca Juga: Kopi Pagi: Koperasi untuk Kita

Kasus banyak terjadi di lingkungan terdekat anak, yakni di rumah, lembaga pendidikan, dan lingkungan sosial. 

Merujuk data layanan pengaduan masyarakat sepanjang 2024 hingga bulan Februari 2025, Komnas Perlindungan Anak sudah menerima 4.388 kasus pengaduan hak anak. Meningkat 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Terbanyak kasus kekerasan seksual, pelakunya orang terdekat atau yang kenal dekat.

Kuncinya ada pada keluarga itu sendiri dalam memutus mata rantai kekerasan terhadap anak.

Telaah para ahli, keluarga merupakan lembaga/pendidikan pertama dan utama bagi seseorang. Keluarga sangat berperan dalam mengembangkan watak, karakter, dan kepribadian seseorang.

Baca Juga: Kopi Pagi: Kembali Kepada Konstitusi Negara

Kita sepakat pendidikan dalam keluarga perlu lebih diberdayakan menjadi pondasi dasar membentuk anak cerdas, berkarakter kuat untuk patuh terhadap segala norma dan etika.

Keluarga mempunyai peran melindungi anak dengan memberikan pola asuh sesuai dengan prinsip yang digunakan dalam pembangunan Anak Indonesia. Prinsip dimaksud adalah non diskriminasi, hak hidup, kelangsungan hidup, perkembangan anak, dan patut menghargai pandangan anak.

Kita perlu mendorong agar keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak, sehingga akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, berkualitas, ceria, berakhlak mulia dan cinta tanah air. Membentuk anak yang hebat dan bermartabat.

Keluarga akan berperan optimal memberikan perlindungan kepada anak jika ditopang kemampuan sosial ekonominya, yang paling standar cukup pangan, sandang dan papan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Yang pasti, kita ingin anak Indonesia bangga akan dirinya, keluarganya, masyarakatnya dan negerinya. Anak-anak adalah pewaris kepemimpinan bangsa. Indonesia di masa depan adalah milik anak-anak saat ini.

Selamat Hari Anak Nasional. Anak hebat dan bermartabat, Indonesia Kuat. (Azisoko)

Tags:
Hari Anak Nasionalgenerasi penerus bangsaHarmokoanakKopi Pagi

Tim Poskota

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor