PISANGAN TIMUR, POSKOTA.CO.ID - Toko MB di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, yang sempat ramai setelah menyebut dugaan ada anggota DPRD Jakarta yang bermain beras oplosan, tampak tutup pada Rabu, 16 Juli 2025.
Pantauan di lokasi, toko beras itu tampak tutup, sementara beberapa toko beras yang berada di sebelahnya masih buka dan beraktivitas normal.
Pasca kejadian viral dugaan anggota DPRD Jakarta bermain beras oplosan, salah satunya untuk pembagian bantuan sosial (bansos), sejumlah pedagang beras di PIBC, memilih bungkam.
Poskota mencoba mewawancarai beberapa pemilik toko di sana, hanya saja mereka tidak berkenan untuk dimintai keterangan. Bahkan, untuk sekadar menanyakan harga, mereka bungkam.
Baca Juga: Pengamat Sebut Dugaan Legislator Main Beras Oplosan Harus Diusut
Sedikitnya, lima pemilik toko beras di sana sudah berusaha dimintai keterangan terkait dugaan permainan beras oplosan, namun mereka memilih tidak berbicara sedikit pun.
Namun, salah satu pedagang yakni pemilik toko Rajawali, Aseng, 55 tahun, bersedia memberikan tanggapan terkait dugaan beras oplosan yang sedang ramai dibahas di masyarakat.
Pria yang sudah berdagang sejak puluhan tahun ini mengatakan, dirinya melayani jika ada konsumen yang meminta agar beras mahal dicampur dengan beras yang lebih murah.
Menurut Aseng, permintaan konsumen mencampur beras premium dengan beras yang lebih murah sebenarnya, hal biasa.
"Ya ada, tapi itu kan jatuhnya beras medium, bukan beras premium," kata Aseng kepada Poskota di lokasi, Rabu, 16 Juli 2025.
Aseng mengatakan, di tokonya, beras premium dan beras medium dijual secara terpisah. Konsumen juga dapat melihat langsung kualitas beras yang akan mereka beli untuk dikonsumsi.
Pembeli Biasa Minta Beras Campuran
Ia menyebut, konsumen yang biasanya memesan agar beras mahal dicampur dengan beras yang lebih murah, dilakukan karena pertimbangan harga.
Aseng menegaskan, meski demikian, bukan berarti kualitas beras yang dijual atau yang sudah dicampur tersebut jelek. Bahkan, Aseng menyebutnya hal itu bukan praktik pengoplosan.
Baca Juga: DPRD Jakarta Dukung Investigasi Dugaan Beras Oplosan Food Station
"Selama saya dagang, saya gak pernah nerima permintaan dari orang pemerintahan. Kalau di toko lain mungkin kali ya, tapi di toko saya enggak," ucap dia.
"Kalau konsumen minta (dicampur beras mahal dan murah) kami kasih. Kalau kami sengaja mau campur buat untung besar, enggak mungkin, beras itu untungnya tipis," tambah Aseng.
Aseng sendiri menjual beras premium saat ini seharga Rp14.400 per kilogram, dan beras medium Rp13.300 per kilogram. Sejauh ini, ia menyebut telah melayani banyak konsumen.
Ia menyebut, teknik mencampur beras harga mahal dengan harga murah ini sudah terjadi sejak lama. Hanya saja, ia masih mempertanyakan dimana letak yang disebut 'dioplos'.
"Dari dulu loh, dari zaman Pak Harto sampai sekarang. Sekarang ini kok aneh, konsumen minta dicampur kok kita dibilang ngoplos beras," ucap dia.