POSKOTA.CO.ID - Jika kita bicara soal uang bagi mahasiswa, kebanyakan narasi publik seputar penghasilan hanyalah bekerja paruh waktu: menjadi barista, kasir, atau penjaga toko.
Ini bukan hal yang salah pengalaman kerja memang bermanfaat. Namun, untuk menghasilkan Rp100 juta pertama, jalur tersebut terlalu lambat.
Bahkan jika kamu menabung Rp1 juta sebulan, butuh hampir 9 tahun untuk mencapai Rp100 juta, itu pun tanpa biaya hidup. Maka, muncullah pertanyaan:
Bagaimana cara menciptakan penghasilan signifikan lebih cepat tanpa menukar waktu semata?
Menurut Timothy Ronald dalam Channel Youtubenya, jawabannya terletak pada kemampuan menjual (sales skill) dan strategi leverage, bukan semata kerja keras fisik.
Baca Juga: DPRD Jakarta Kritik Potongan Tukin ASN karena Antar Anak ke Sekolah
Tiga Jalur Utama Mendapatkan Penghasilan
Dalam pengalaman banyak entrepreneur muda, terutama yang merintis tanpa modal, ada tiga jalur utama untuk menciptakan value dan menghasilkan uang:
- Menjual Produk Sendiri
Contoh: membuat baju custom, kerajinan tangan, merchandise. - Menjual Jasa Sendiri
Contoh: jasa fotografi, videografi, editing, pembuatan konten. - Menjual Produk atau Jasa Orang Lain (Affiliate/Broker)
Contoh: affiliate marketing Shopee/Tokopedia, menjadi agen properti, makelar mobil.
"Perspektif unik manusia: Banyak orang meremehkan opsi ketiga karena merasa “hanya perantara.” Namun justru inilah jalur termudah memulai—kamu tak perlu stok barang, tak perlu modal, hanya perlu kemampuan menjual.
Kenapa Menjadi Perantara Sering Lebih Cepat?
Menjual produk sendiri atau jasa sendiri memang memberi margin tinggi, tetapi juga risiko besar. Misalnya:
- Produk jelek → reputasi rusak.
- Produksi gagal → kerugian modal.
- Servis mengecewakan → tidak ada repeat order.
Sebaliknya, menjadi affiliate produk yang sudah terbukti (misalnya properti developer ternama atau barang yang sudah laku di marketplace) membuat proses lebih sederhana:
- Kredibilitas produk sudah ada.
- Kamu tinggal fokus pada satu skill: jualan.
- Reputasi produsen menambah kepercayaan calon pembeli.
Banyak yang berpikir, “Tapi marginnya kecil.” Faktanya, jika volume transaksi tinggi dan kamu mahir membangun jaringan referral, penghasilan bisa jauh melebihi usaha produksi sendiri.
Skill Paling Penting: Kemampuan Menjual
“Dimanapun uang berada, ujungnya ada aktivitas penjualan.”
Entah kamu Steve Jobs, Elon Musk, atau pelajar yang mau jual kaos—semuanya harus menjual. Bahkan investor terkaya di Wall Street jadi kaya karena kemampuan menjual ide.
Ada tiga pilar penting dalam skill jualan:
- Komunikasi Efektif
- Bukan hanya bicara lancar, melainkan mendengarkan dengan cermat.
- Memahami apa sebenarnya kebutuhan dan keberatan pelanggan.
- Menyesuaikan cara bicara dengan audiens (formal, santai, meyakinkan).
- Membangun Relasi dan Trust
- Kebanyakan sales hanya mengejar transaksi pertama.
- Padahal, repeat order dan referral datang dari relasi yang terjaga.
- Menanyakan feedback setelah transaksi dan menawari bantuan sederhana menciptakan loyalitas.
- Problem Solving dalam Penjualan
- Saat calon pembeli keberatan, jangan memaksa.
- Tawarkan alternatif solusi yang tetap sesuai kebutuhannya.
- Kemampuan menemukan solusi kreatif sering menjadi pembeda antara sales biasa dan top performer.
Contoh Praktis: Bagaimana Ini Bekerja?
Kasus A: Affiliate Marketing
Seorang mahasiswa yang aktif di TikTok bisa:
- Membuat konten review produk.
- Memasukkan tautan affiliate Shopee.
- Menghasilkan komisi hingga 10% per transaksi.
Jika 500 orang membeli produk Rp200.000 lewat tautanmu:
- Total omset: Rp100 juta.
- Potensi komisi: Rp10 juta.
Ulangi pola ini 10–12 kali dalam setahun dengan konsistensi dan kualitas konten—penghasilan Rp100 juta bukan mustahil.
Kasus B: Jasa Fotografi
Fotografi pernikahan bisa dibanderol Rp3–5 juta per acara. Jika kamu menangani:
- 3 event per bulan, penghasilan kotor Rp10–15 juta.
- 12 bulan berjalan, omset bisa tembus Rp100 juta.
Namun, ini menuntut:
- Kualitas hasil konsisten.
- After-sales yang bagus.
- Relasi baik agar direkomendasikan.
Bagaimana Cara Melatih Skill Jualan?
Skill jualan bukan bakat lahir. Ia bisa dilatih:
- Mulai dari komunikasi sederhana: ajak bicara teman, dosen, kenalan bisnis.
- Belajar mendengar, bukan hanya berbicara.
- Praktik panggilan penawaran (cold calling) minimal 20–50 kali.
- Latih storytelling produk dalam video atau tulisan.
- Konsisten membangun reputasi di platform media sosial.
Bagaimana Memulai Hari Ini?
Jika kamu masih mahasiswa, inilah langkah praktis:
- Pilih jalur ketiga dulu (jualan produk/jasa orang).
- Tentukan niche yang sesuai minat:
- Fashion
- Gadget
- Digital product (software, template)
- Daftar jadi affiliate marketplace atau agen properti.
- Bangun katalog digital dan mulai promosi.
- Latih komunikasi setiap hari:
- Tanggapi chat calon pembeli dengan sabar.
- Berikan value lebih (panduan gratis, bonus).
- Simpan database kontak.
- Follow up secara rutin.
Tips manusiawi: Jangan menunggu terlalu siap. Kamu akan belajar jauh lebih banyak setelah memulai, bukan sebelum memulai.
Baca Juga: Profil Dirmansyah Suami Icha Atazen yang Dikabarkan Akan Bercerai, Benarkah Sudah Punya Anak?
Perspektif Unik: Uang Selalu Mengalir ke Penjual
Banyak yang berambisi jadi content creator, investor, atau pengusaha teknologi. Semua impian itu sah. Namun, di balik seluruh profesi hebat ada satu benang merah: jualan.
Steve Jobs berhasil bukan karena ia satu-satunya yang bisa membuat komputer, tapi karena ia jual ide dan produknya dengan cemerlang. Elon Musk bukan hanya insinyur roket, tapi juga storyteller ulung yang bisa membuat investor dan pelanggan percaya.
Sebaliknya, banyak inovasi brilian gagal karena penciptanya tidak bisa meyakinkan siapa pun untuk membelinya.
Jika kamu belajar menjual lebih dulu, kamu akan selalu menemukan jalan untuk menghasilkan uang dengan atau tanpa modal.
Hasil besar selalu bermula dari langkah kecil. Kamu tidak perlu sempurna untuk memulai, hanya cukup berani.
Ambil satu jalur jualan produk/jasa orang lain dan mulai mengasah kemampuan menjual hari ini juga.
Ingat: skill jualan yang terlatih adalah jaminan seumur hidup agar kamu tidak pernah kekurangan peluang.
Selamat mencoba, semoga Rp100 juta pertamamu segera tercapai!