Namun, tahun 2017 menjadi titik balik ketika ia mempelajari Facebook Ads, sebuah alat pemasaran digital yang masih jarang digunakan saat itu.
Dengan kreativitas dan keberanian, ia membuat iklan untuk menjual sedotan stainless impor dari China seharga Rp3.000 per buah dan menjualnya kembali seharga Rp28.000.
Terinspirasi Warren Buffett: Membangun Pola Pikir Investasi
Sejak kecil, Timothy terinspirasi oleh Warren Buffett, legenda investasi AS. Ia melahap ratusan buku keuangan, termasuk The Intelligent Investor karya Benjamin Graham dan Security Analysis.
Dari sini, ia belajar bahwa investasi bukan sekadar mencari untung jangka pendek, tetapi memahami cara kerja bisnis seutuhnya.
"Investasi bukan cuma soal keuntungan, tapi juga pemahaman mendalam tentang bisnis," ujarnya.
Prinsip ini menjadi dasar setiap keputusan investasinya.
Di usia 15 tahun, ia mulai berinvestasi di saham dengan modal dari hasil bisnis dan kerja paruh waktu. Dari sini, ia bisa menghasilkan Rp20–30 juta per bulan.
Melompat ke Dunia Kripto: Visi yang Mengubah Hidup
Timothy sudah mengenal Bitcoin sejak 2016 dan memutuskan untuk terjun sepenuhnya ke dunia kripto. Keyakinannya semakin kuat setelah bertemu Changpeng Zhao (CZ), pendiri Binance, pada akhir 2022.
Dengan modal awal Rp290 juta di Bitcoin, ia berhasil mengembangkan dananya menjadi Rp1,7 miliar.
Di usia 19 tahun, Timothy sudah memiliki Rp1 miliar dari investasi, yang ia gunakan untuk mendirikan Ternak Uang, platform edukasi finansial bersama Raymond Chin dan Felicia Putri Tjiasaka.
Ternak Uang menjadi wadah bagi pemula untuk belajar investasi.
Membangun Kerajaan Edukasi: Ternak Uang dan Akademi Crypto
Ternak Uang, yang didirikannya di usia muda, bertujuan meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia. Kini, platform ini telah menjadi salah satu yang terbesar di Tanah Air.