Orang Kaya Tak Pernah Nyicil? Pandangan Timothy Ronald tentang Jebakan Cicilan Bagi Kelas Menengah

Minggu 13 Jul 2025, 12:11 WIB
Timothy Ronald jelaskan orang kaya tak pernah nyicil, simak penjelasannya. (Sumber: tangkapan layar)

Timothy Ronald jelaskan orang kaya tak pernah nyicil, simak penjelasannya. (Sumber: tangkapan layar)

Timothy menyebut sistem cicilan memang dirancang agar kelas menengah tetap bergantung pada utang. Berikut alasannya:

  1. Bunga dan biaya tambahan: Meski ada promo '0 persen', biasanya masih ada biaya admin atau ketentuan tertentu yang membuat total pembayaran lebih mahal.
  2. Inflasi: Pendapatan kelas menengah sering kali tidak naik secepat kenaikan harga barang, sehingga daya beli menurun.
  3. Gaya hidup konsumtif: Promosi cicilan membuat orang terdorong membeli barang yang sebenarnya belum tentu dibutuhkan.

Kondisi ini semakin parah ketika muncul kebutuhan mendesak, seperti biaya kesehatan atau pendidikan, yang juga meningkat setiap tahun.

Baca Juga: Lima Level Manusia dalam Kapitalisme Versi Timothy Ronald, Dari Pekerja hingga Filantropis

Sistem Ekonomi dan Inflasi

Selain soal cicilan, Timothy juga mengkritik sistem ekonomi modern yang menurutnya mempertahankan kelas menengah tetap di posisi bertahan hidup alih-alih berkembang. Inflasi menjadi salah satu instrumen penting dalam mekanisme ini.

Contoh nyatanya bisa dilihat saat pandemi COVID-19, ketika harga masker hingga tes PCR melonjak tajam. Dalam kondisi demikian, kelas menengah dipaksa tetap membayar kebutuhan penting sambil menanggung cicilan.

"Orang kaya membeli cash karena punya cadangan kekayaan. Sementara kelas menengah, selain harus bayar cicilan, juga harus menanggung biaya hidup yang makin mahal," tambah Timothy.

Perlukah Berhenti Nyicil?

Pernyataan Timothy memancing pertanyaan kritis, benarkah cicilan selalu buruk? Pada kenyataannya, banyak orang terbantu oleh cicilan untuk kebutuhan mendesak seperti rumah atau pendidikan.

Namun, risikonya muncul jika cicilan menjadi kebiasaan konsumtif, seperti membeli gadget terbaru setiap tahun atau barang sekunder demi gengsi.

Dalam situasi seperti inilah pandangan Timothy relevan karena cicilan bisa membuat kita sibuk membayar utang, hingga lupa menyiapkan investasi atau dana darurat.

Pesan inti Timothy adalah agar kelas menengah lebih kritis mengelola keuangan. Pertanyaan "butuh atau ingin?" menjadi kunci sebelum memutuskan membeli sesuatu secara cicilan.

Bagi generasi muda, ini juga momentum untuk memperkuat literasi finansial mulai dari belajar menabung, berinvestasi, serta memahami risiko dan manfaat cicilan.


Berita Terkait


News Update