Ciri-Ciri Orang yang Tidak Memiliki Pendirian

Sabtu 12 Jul 2025, 10:47 WIB
5 Ciri Utama Orang yang Tidak Punya Pendirian (Sumber: Pinterest)

5 Ciri Utama Orang yang Tidak Punya Pendirian (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Orang yang tidak memiliki pendirian sering kali tampak ramah dan mudah diterima banyak kalangan. Namun, di balik sikap yang tampak fleksibel, terdapat persoalan mendasar: ketidakmampuan untuk menentukan sikap, mempertahankan nilai, dan bertindak sesuai prinsip diri sendiri.

Fenomena ini semakin relevan di era digital saat opini publik mendominasi ruang diskusi dan media sosial menciptakan tekanan untuk selalu sesuai dengan ekspektasi orang lain.

Artikel ini akan menguraikan definisi, ciri-ciri, dampak psikologis, dan cara mengembangkan pendirian yang kuat, berdasarkan perspektif psikologi modern dan referensi dari buku The Courage to Be Disliked karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga.

Baca Juga: Kapan Melly Mike Tiba di Riau? Lagu Young Black and Rich Meledak Berkat Tren Aura Farming Pacu Jalur

Mengenal Konsep “Tidak Punya Pendirian”

Secara umum, seseorang disebut tidak memiliki pendirian apabila ia:

  • Tidak memiliki nilai atau keyakinan yang ia pertahankan secara konsisten.
  • Mudah mengubah sikap demi diterima lingkungan.
  • Mengandalkan validasi eksternal untuk menilai harga dirinya.
  • Menghindari konfrontasi dengan mengalah secara berlebihan.

Kishimi dan Koga dalam The Courage to Be Disliked menjelaskan bahwa kebebasan sejati muncul saat seseorang berani tidak disukai. Dalam kutipannya yang terkenal:

“When you are disliked by someone, it is proof that you are living in freedom.”

(Saat kamu tidak disukai seseorang, itu bukti bahwa kamu sedang hidup dalam kebebasan.)

Kutipan ini menjadi pengingat bahwa berusaha menyenangkan semua orang justru menjauhkan kita dari jati diri.

5 Ciri Utama Orang yang Tidak Punya Pendirian

Berikut lima ciri utama yang paling sering ditemukan:

1. Selalu Mengubah Sikap Tergantung Situasi dan Lawan Bicara

Seseorang yang tidak punya pendirian cenderung menyesuaikan opininya secara ekstrem, hanya agar diterima siapa pun yang sedang dia hadapi. Contohnya:

  • Depan A berbicara A, seolah sepakat.
  • Depan B berbicara B, seolah sepakat pula.

Pola ini mencerminkan ketidakberanian untuk mempertahankan konsistensi. Bukannya berdialog dengan jujur, ia justru memprioritaskan persetujuan semu.

2. Takut Dikritik dan Memilih Diam atau Ikut Arus

Ketakutan terhadap kritik membuat seseorang selalu mengambil posisi paling aman. Ketika diskusi memanas, ia tidak mengambil sikap tegas. Contoh pernyataan khas:

  • “Saya setuju saja apa pun hasilnya.”
  • “Saya ikut yang lain.”
  • “Saya tidak mau bikin masalah.”

Padahal, ketegasan bukanlah penyebab konflik, tetapi fondasi hubungan yang sehat.

3. Tidak Memiliki Batasan yang Jelas

Orang tanpa pendirian cenderung mengorbankan batas pribadinya demi meraih penerimaan. Misalnya:

  • Selalu berkata “iya” meski dalam hati menolak.
  • Merelakan waktu, tenaga, atau uang meskipun merasa dirugikan.

Lama-kelamaan, ia akan merasakan kelelahan emosional akibat terus-menerus menekan diri sendiri.

4. Mudah Terpengaruh Opini Publik

Individu ini mengganti pendapat sesuai tren. Jika hari ini publik memuja sesuatu, ia ikut memuji. Jika esok publik mencela, ia ikut mencela. Ketidakstabilan ini membuat orang lain sulit percaya pada integritasnya.

Contoh perilaku:

  • Menyukai sesuatu hanya karena viral.
  • Membenci sesuatu hanya karena warganet mengecam.

Padahal, pendirian terbentuk dari refleksi mendalam, bukan sekadar reaksi atas opini mayoritas.

5. Sering Mengatakan “Terserah” dalam Hal-Hal Penting

Ungkapan “terserah”, “ikut saja”, atau “bagaimana enaknya kamu” memang tampak sopan. Namun, ketika itu menjadi jawaban pada keputusan penting, itu menunjukkan:

  • Minim inisiatif.
  • Ketidakmauan mengambil tanggung jawab.
  • Ketidakjelasan arah hidup.

Misalnya, saat merencanakan masa depan, memilih pekerjaan, atau menentukan hubungan, sikap pasif ini membuat hidupnya hanya mengikuti arus.

Mengapa Banyak Orang Kehilangan Pendirian?

Ada beberapa faktor penyebab utama:

  1. Pola asuh masa kecil

    • Anak yang terlalu dikekang cenderung tumbuh menjadi dewasa yang takut menolak.
    • Anak yang jarang diapresiasi akan mencari pengakuan dengan mengalah terus-menerus.
  2. Lingkungan sosial yang menuntut konformitas

    • Di budaya kolektivistik, individu kerap takut berbeda.
    • Media sosial memperkuat tekanan agar “tidak salah langkah”.
  3. Kurangnya kepercayaan diri

    • Orang yang tidak percaya diri merasa opininya tidak layak dipertahankan.
  4. Trauma masa lalu

    • Pengalaman ditolak atau dihakimi membuat individu menghindari risiko perbedaan pendapat.

Dampak Negatif Tidak Memiliki Pendirian

Hidup tanpa pendirian berdampak serius bagi kesehatan mental dan kualitas hidup:

  • Merasa terombang-ambing.
  • Kehilangan arah dan tujuan hidup.
  • Merasa rendah diri karena selalu bergantung pada orang lain.
  • Sulit membangun hubungan yang setara dan saling menghargai.
  • Mudah dimanipulasi atau dieksploitasi.

Dalam jangka panjang, orang tanpa pendirian bisa mengalami burnout emosional, karena selalu berusaha menjadi sosok yang bukan dirinya.

Bagaimana Cara Membangun Pendirian yang Sehat?

Memiliki pendirian bukan berarti bersikap keras kepala atau egois. Pendirian yang sehat berarti tahu siapa Anda, apa yang Anda yakini, dan berani mempertahankan prinsip dengan tetap menghargai orang lain.

Berikut beberapa langkah praktis:

Kenali Nilai Pribadi
Luangkan waktu merenung:

  • Apa nilai yang paling penting bagi Anda?
  • Apa yang tidak bisa Anda toleransi?
  • Apa tujuan hidup Anda?

Berlatih Mengatakan Tidak
Belajar menolak permintaan yang tidak sesuai dengan kapasitas Anda adalah pondasi pendirian yang sehat.

Kurangi Ketergantungan pada Validasi Eksternal
Sadari bahwa pendapat orang lain tidak mendefinisikan harga diri Anda.

Terima Risiko Tidak Disukai
Tidak semua orang akan sepakat atau menyukai Anda. Ini wajar, bahkan perlu, untuk kebebasan personal.

Latih Keberanian dalam Diskusi
Saat berbeda pendapat, ungkapkan dengan sopan. Perlahan Anda akan terbiasa berdiri pada posisi yang Anda yakini.

Baca Juga: Wuling New BinguoEV Hadir dalam Dua Varian: Lite dan Pro, Simak Spesifikasinya di Sini!

Refleksi: Menjadi Diri Sendiri Adalah Keberanian

Seperti yang ditekankan Kishimi dan Koga, kebahagiaan bukan soal selalu disenangi, melainkan hidup sesuai nilai yang Anda pilih sendiri.

“Hidup tanpa pendirian adalah hidup yang dikendalikan orang lain.”

Saat Anda memiliki pendirian:

  • Hubungan menjadi lebih tulus.
  • Anda dihargai bukan karena kepura-puraan, tetapi karena keaslian.
  • Anda merasa lebih damai dengan diri sendiri.

Membangun pendirian memang memerlukan proses panjang. Namun, semakin Anda berani berdiri di atas prinsip sendiri, semakin Anda dekat pada kebebasan sejati. Seperti kata Kishimi dan Koga, saat Anda tidak disukai, itu bukan kegagalan, melainkan bukti Anda sedang hidup dalam kebebasan.

Semoga artikel ini membantu Anda mengenali tanda-tanda kehilangan pendirian, sekaligus menjadi pengingat untuk tidak takut menjadi diri sendiri—meski kadang berarti berjalan sendirian.


Berita Terkait


News Update