Pengamat: Link and Match Lemah, Banyak Sarjana Menganggur karena Overkualifikasi

Jumat 11 Jul 2025, 13:49 WIB
Ilustrasi sejumlah warga saat melamar PPSU di Balai Kota DKI Jakarta. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

Ilustrasi sejumlah warga saat melamar PPSU di Balai Kota DKI Jakarta. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pengamat ekonomi Esther Sri Astuti menyoroti banyaknya sarjana yang melamar menjadi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Jakarta.

Menurutnya, hal ini mencerminkan masih buruknya kesesuaian antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri (link and match).

“Betul, masalah link and match ini masih terjadi. Banyak lulusan sarjana yang akhirnya menganggur, karena lapangan kerja yang tersedia tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Bahkan, seringkali mereka mengalami over kualifikasi,” ujar Esther saat dihubungi Poskota, Jumat, 11 Juli 2025.

Esther menyebut banyak pencari kerja akhirnya melamar di luar bidang keahliannya karena faktor ekonomi dan minimnya lapangan kerja di bidang yang sesuai dengan ijazah.

Baca Juga: Diguyur BSU, Petugas PPSU: Alhamdulillah Bisa Buat Tambahan Rumah Tangga

“Mereka tidak punya banyak pilihan. Selain memang pekerjaan di bidangnya tidak tersedia, faktor ekonomi juga memaksa mereka untuk tetap bekerja meski tidak sesuai dengan ijazah yang dimiliki,” katanya.

Ia memperingatkan, jika ketimpangan ini terus dibiarkan, angka pengangguran akan semakin meningkat.

“Akan ada peningkatan angka pengangguran yang lebih tinggi lagi jika masalah ini tidak segera diselesaikan. Kesenjangan antara dunia pendidikan dan industri semakin lebar,” ujarnya.

Baca Juga: Anggota PPSU Dijadikan Sopir Pribadi oleh Lurah, Camat Akan Tindak Tegas

Sebagai solusi, Esther mendorong agar perguruan tinggi membekali lulusan dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

“Langkah paling konkret adalah menyediakan pelatihan-pelatihan yang bisa menyesuaikan lulusan dengan kebutuhan industri," ucapnya.


Berita Terkait


News Update