"Bisa saja sehabis mengunci pintu dari dalam kemudian keluar lewat jendela. Perlu dicek apakah anak kuncinya terpasang atau tidak," lanjutnya.
Mengenai tidak adanya barang yang hilang, Soeprapto menduga itu bisa saja sengaja dibuat untuk menutupi kemungkinan pembunuhan.
"Mengenai akses yang relatif tertutup untuk orang luar, bisa menjadi bahan pemikiran spekulatif meninggal karena serangan penyakit tertentu (fisik maupun psikis), termasuk stres berat, karena ada ancaman atau teror, atau karena pelakunya ada di dalam," paparnya.
Tentang rencana pindah kos usai menjual mobil, menurutnya hal itu bisa menunjukkan adanya tekanan atau alasan kuat yang belum terungkap.
Keenam, tentang kamera pengawas atau CCTV yang tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan, bisa saja karena pelakunya sudah cerdik dalam menghindari CCTV.
Jika pada akhirnya kematian korban dipastikan bukan akibat kekerasan, kata Soeprapto, maka penyebabnya kemungkinan adalah serangan penyakit atau tekanan psikologis berat, bahkan kemungkinan bunuh diri.
"Analisis terakhir, jika betul dapat dipastikan bukan karena tindak kekerasan, berarti disebabkan oleh dua hal, yaitu karena gangguan kesehatan atau gangguan psikologis. Dan jika tidak ada satu pun kerabat yang tahu, termasuk istrinya, berarti orang tersebut sangat tertutup dan atau mengalami anomi," pungkas Soeprapto.