POSKOTA.CO.ID - Pacu Jalur adalah tradisi perlombaan perahu panjang yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Budaya ini telah menjadi bagian integral masyarakat setempat sejak abad ke-17 dan kini semakin dikenal di tingkat internasional berkat viralnya di TikTok.
Namun, klaim palsu yang menyebutkan Pacu Jalur berasal dari Malaysia sempat memicu kontroversi. Pemerintah Riau, melalui Kepala Dinas Pariwisata Roni Rakhmat, menegaskan bahwa Pacu Jalur adalah warisan budaya asli Indonesia dan sedang diproses untuk diajukan ke UNESCO.
Baca Juga: Berbagai Cara Baru untuk Klaim Saldo DANA Gratis Rp200 Ribu, Cek di Sini
Sejarah dan Makna Budaya Pacu Jalur
Pacu Jalur telah ada sejak masa Kerajaan Kuantan dan awalnya digunakan sebagai sarana transportasi sekaligus pertahanan. Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi perlombaan yang diadakan setiap tahun, biasanya bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Perahu yang digunakan dalam Pacu Jalur bisa mencapai panjang 25-30 meter dengan kapasitas hingga 50 pendayung. Proses pembuatannya melibatkan ritual adat, menunjukkan betapa kentalnya nilai spiritual dalam tradisi ini.
Baca Juga: Nilai Rapor Minimal Daftar STIN 2025, Lulus Langsung Jadi CPNS BIN
Viral di TikTok dan Kontroversi Klaim Malaysia
Beberapa waktu lalu, video Pacu Jalur viral di TikTok, menarik perhatian dunia. Namun, muncul komentar yang mengklaim bahwa tradisi ini berasal dari Malaysia.
Investigasi lebih lanjut oleh akun TikTok @siprandi menemukan bahwa akun-akun penyebar klaim tersebut ternyata dibuat di Indonesia, bukan Malaysia.
Roni Rakhmat menegaskan, "Pacu Jalur adalah budaya asli Riau, dan kami sedang memperjuangkan pengakuannya oleh UNESCO."
Upaya Pelestarian dan Pengakuan UNESCO
Pemerintah Riau berkomitmen untuk mendaftarkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Langkah ini tidak hanya memperkuat identitas budaya Indonesia tetapi juga meningkatkan nilai pariwisata daerah.