POSKOTA.CO.ID - Masih dalam rangkaian peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Polri menggelar malam kebudayaan melalui pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Amartha Binangun”, akhir pekan lalu.
Wujud nyata melestarikan budaya Indonesia, khususnya Jawa, terlihat pula dari para petinggi Polri yang mengenakan pakaian adat Jawa, beskap, jarit dan blangkon, tak terkecuali Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan tamu kehormatan yang hadir menyaksikan pagelaran wayang kulit seperti Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Lakon yang dipilih tentu sarat makna, setidaknya disesuaikan dengan visi dan misi Polri dalam membangun negeri.
Dari sejumlah literatur, Amartha Binangun memiliki arti membangun untuk kejayaan semua.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Merawat Warisan Pejabat Terdahulu
“Bagi Polri ini sejalan dengan tema HUT ke-79 tahun ini, Polri Untuk Masyarakat,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Polri untuk masyarakat itu dapat dimaknai kehadiran Polri untuk melindungi dan mengayomi masyarakat,” kata Yudi.
“Bisa diartikan pula Polri akan melakukan pengabdian terbaiknya untuk masyarakat, bukan kepada pejabat, bukan pula untuk kerabat,” kata mas Bro.
“Ada yang mengibaratkan polisi dan masyarakat bagaikan ikan dan air. Keduanya saling membutuhkan, karenanya harus saling bersinergi dan berkolaborasi,”kata Heri.
“Jika masyarakat mengkritik Polri, itu bagian dari membangun kolaborasi agar Polri lebih baik lag,” kata Yudi.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Akhirnya Dapat Pengurangan Hukuman
“Masyarakat mengkritik Polri bukan karena benci dan antipati, tetapi sebagai bentuk melu handarbeni - ikut memiliki agar Polri menjadi lebih baik lagi, sesuai harapan masyarakat,” kata mas Bro.
“Itulah perlunya Polri tiada henti mawas diri dengan senantiasa merespons keluhan dan kritikan masyarakat, bukan malah mengabaikannya, apalagi mencercanya, ” kata Yudi.
“Itu yang disebut memayung hayuning jiwo - menata diri sendiri, sebelum memayu hayuning bawono - membangun ketertiban dan keindahan alam semesta,” urai mas Bro.
“ Maknanya membangun kejayaan untuk semua, harus dimulai dari membangun diri sendiri dengan mengedepankan kebenaran, keadilan dan kejujuran,” tambah Heri. (Joko Lestari)