Mengenal Sunda Kelapa, Sejarah Panjang Pelabuhan Tua yang Jadi Cikal Bakal Kota Jakarta dan Masih Beroperasi Hingga Kini

Minggu 06 Jul 2025, 13:50 WIB
Sunda Kelapa sebagai pelabuhan tertua di Jakarta yang menyimpan segudang sejarah jadi cikal bakal kota Jakarta. (Sumber: YouTube/ANDRI ADJ)

Sunda Kelapa sebagai pelabuhan tertua di Jakarta yang menyimpan segudang sejarah jadi cikal bakal kota Jakarta. (Sumber: YouTube/ANDRI ADJ)

Meski statusnya sebagai pelabuhan utama telah digantikan Tanjung Priok sejak 1886, Sunda Kelapa tetap hidup. Kini, dermaganya dihuni kapal pinisi Sulawesi yang mengangkut semen, kayu, dan barang non-perishable ke Kalimantan-Sumatra.

Bagi wisatawan, pelabuhan Sunda Kelapa menawarkan pengalaman time travel. Dari menaiki menara Syahbandar peninggalan Belanda, menyusuri kanal Batavia, hingga berfoto di antara kapal kayu yang menjadi latar populer pre-wedding.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengintegrasikan Sunda Kelapa dengan kawasan Kota Tua dalam proyek Jakarta Maritime Heritage Trail 2026.

"Kami ingin pelabuhan ini tak hanya jadi museum, tapi ruang interaktif yang mendongkrak ekonomi kreatif," jelas Kepala Dinas Pariwisata DKI, Andhika Permata.

Namun, ancaman abrasi dan sedimentasi muara Ciliwung masih menjadi pekerjaan rumah. LSM Save Our Coastal mencatat, 30 persen dermaga pelabuhan telah mengalami kerusakan akibat naiknya permukaan laut.

Baca Juga: Nostalgia Bioskop New Garden Hall, Jejak Sinematik Jakarta Lama

Menghidupkan Kembali Narasi

Sunda Kelapa adalah ruang di mana sejarah bukan sekadar cerita usang. Setiap kapal yang bersandar, setiap batu di Menara Syahbandar, adalah fragmen hidup yang menanti untuk dibaca.

Seperti dikatakan budayawan Ridwan Saidi, "Jakarta mungkin sudah melampaui Sunda Kelapa secara fisik, tapi jiwanya tetap bermula dari sini." Sunda Kelapa tetap menjadi simpul penting yang menghubungkan Jakarta dengan identitas maritimnya.

Di tengah derap pembangunan kota yang tak kenal henti, pelabuhan tua ini mengingatkan kita bahwa kemajuan tak harus mengubur sejarah, melainkan bisa berdialog dengannya.

Setiap kapal yang berlabuh, setiap cerita yang tersimpan di balik dermaganya yang berusia ratusan tahun, adalah warisan tak ternilai yang patut dijaga.

Sebagaimana Jakarta terus bertransformasi, Sunda Kelapa pun tetap berdiri dengan caranya sendiri, bukan sebagai relik masa lalu yang mati, melainkan sebagai ruang hidup yang terus bernafas.

Di sini, di antara gemericik air kanal dan lengkingan burung camar, kita diajak merenungkan sebuah pertanyaan penting: bagaimana sebuah kota bisa maju tanpa melupakan akar yang menopangnya?


Berita Terkait


News Update