Melalui Instagram Story pribadinya, Merince menumpahkan perasaan kecewa dan sedih atas pencoretan dirinya dari kontes Miss Indonesia.
Dia menjelaskan, perjuangan yang tidak ringan untuk bisa membawa nama Papua Pegunungan ke panggung nasional.
“Tuhan tidak pernah buta melihat perjuangan anak-Nya. Saya telah berjuang selama empat bulan untuk mendapatkan sash Finalis Papua Pegunungan," tulis Merince.
Ia juga mengungkapkan, selama proses tersebut, ia telah mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya pribadi yang tidak sedikit.
"Saya mengorbankan banyak hal, termasuk dana hingga Rp65 juta, dan tim saya pun turut merasakan lelahnya perjuangan ini. Bahkan nyawa jadi taruhan, karena kami tetap melakukan pembuatan video profil meski di tengah situasi penembakan,” ungkapnya.
Pihaknya menjelaskan bahwa, video yang kini menjadi perbincangan publik merupakan ekspresi dari keyakinan pribadinya sebagai seorang Kristen, bukan bentuk dukungan politik terhadap Israel ataupun Zionisme.
“Saya hanya menjalankan kepercayaan saya sebagai pengikut Kristus, berdoa, memberkati, serta mendoakan pertobatan dan perdamaian bagi Israel,” jelas Merince dalam pernyataannya.
Menurut dia, video tersebut dibuat dalam konteks ibadah pribadi dua tahun lalu dan bukan dalam kapasitas publik atau politik.
Lanjutnya, penyebarluasan ulang konten tersebut telah menimbulkan tafsir keliru dan mengarah pada diskriminasi terhadap keyakinannya.
“Reels saya disebarluaskan dan ditafsirkan dengan berbagai opini keliru tentang iman saya,” tandasnya.
Terlepas dari polemik yang menimpanya, Merince Kogoya dikenal sebagai sosok muda yang berprestasi.
Ia merupakan alumni SMAN 3 Jayapura dan kini terdaftar sebagai mahasiswi aktif di Universitas Cenderawasih.