Sumber air terbatas dan listrik bergantung pada generator yang rawan padam. Pendidikan dan layanan kesehatan sangat minim. Namun, oasis ini menyimpan nilai historis karena pernah menjadi jalur perdagangan penting di era Mesir Kuno.
5. Longyearbyen, Norwegia
Kota Longyearbyen di Svalbard terkenal sebagai pemukiman paling utara di dunia. Selama musim panas, matahari tak pernah terbenam (fenomena midnight sun), sedangkan musim dingin membuat kawasan ini terperangkap kegelapan total hingga empat bulan.
Populasi sekitar 2.500 orang hidup dalam kewaspadaan tinggi karena ancaman serangan beruang kutub. Uniknya, warga dilarang meninggal di sini karena tanah yang selalu beku tak memungkinkan proses pembusukan jenazah. Siapa pun yang sakit parah harus dipindahkan ke daratan utama Norwegia.
6. Ifrane Atlas Saghir, Maroko
Desa terpencil ini pernah menjadi pusat komunitas Yahudi Maroko. Kini, Ifrane Atlas Saghir hanya dihuni segelintir keluarga yang bertahan dalam kondisi ekstrem: suhu siang hari mencapai 45°C, tanah yang retak akibat kekeringan, serta jaringan listrik yang sering mati.
Air bersih hanya tersedia pada musim tertentu, membuat penduduk sangat bergantung pada sumur tradisional. Meski demikian, nilai sejarah dan kebanggaan leluhur mendorong sebagian warga tetap bertahan.
7. Norilsk, Rusia
Norilsk adalah kota tambang nikel yang dibangun di atas permafrost Siberia. Pernah menjadi lokasi kamp kerja paksa pada era Stalin, Norilsk kini dihuni lebih dari 175.000 penduduk yang sebagian besar bekerja di industri pertambangan logam.
Suhu bisa turun hingga -55°C, sementara salju hitam dan kabut polusi menjadi pemandangan sehari-hari. Kota ini tercatat sebagai salah satu wilayah dengan polusi tertinggi di dunia. Meski risiko kesehatan tinggi, gaji besar dan fasilitas perumahan subsidi membuat banyak keluarga bertahan.
8. Wadi Halfa, Sudan
Wadi Halfa adalah kota gurun yang suhu rata-ratanya berkisar antara 40–50°C. Curah hujan hampir nihil sepanjang tahun. Air bersih sangat langka sehingga harus dipompa dan diangkut dari wilayah lain.
Kondisi kesehatan masyarakat diperburuk badai pasir yang rutin datang membawa debu halus penyebab gangguan pernapasan. Ketergantungan pada bantuan pangan dan pasokan medis membuat penduduk menjalani kehidupan yang sarat perjuangan.
9. Tristan da Cunha, Samudra Atlantik
Pulau vulkanik Tristan da Cunha merupakan wilayah berpenghuni paling terpencil di dunia. Lokasinya sekitar 2.400 km dari Afrika Selatan dan hanya bisa dijangkau kapal yang berlayar selama seminggu penuh.
Penduduknya tidak lebih dari 250 orang. Tidak ada bandara, sehingga situasi darurat medis pun sangat sulit ditangani cepat. Ketahanan komunitas yang kuat menjadi kunci kelangsungan hidup mereka di pulau terpencil ini.
10. Whittier, Alaska, Amerika Serikat
Whittier terkenal karena hampir seluruh populasinya sekitar 200 orang tinggal dalam satu gedung besar bernama Begich Towers. Kota ini kerap diguyur hujan hingga 200 hari setahun.