Mengenang 1000 Hari Tragedi Kanjuruhan: Kronologi, Hasil Pengadilan, dan Sejumlah Kejanggalannya

Sabtu 28 Jun 2025, 12:11 WIB
Sejumlah aktivis dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan menggelar aksi doa bersama dan menyalakan lilin di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta, Jum'at, 27 Juni 2025. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Sejumlah aktivis dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan menggelar aksi doa bersama dan menyalakan lilin di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta, Jum'at, 27 Juni 2025. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

POSKOTA.CO.ID - Tepat pada 27 Juni 2025, publik sepak bola nasional kembali menengan dan melakukan doa bersama atas 1000 hari Tragedi Kanjuruhan, Malang.

Tragedi ini terjadi pada malam 1 Oktober 2022 tercatat sebagai salah satu insiden kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Peristiwa ini tak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga meninggalkan luka psikologis mendalam bagi keluarga korban, suporter, dan masyarakat luas.

Hingga kini, tragedi tersebut menjadi cermin sebagai bahan refleksi, terutama terkait penegakan keadilan dan upaya perbaikan manajemen keamanan di stadion.

Baca Juga: Persib Bandung Umumkan Uilliam Barros, Striker Tajam Pengganti David da Silva

Kronologi Lengkap Tragedi Kanjuruhan

Pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menjadi ajang yang sangat dinantikan publik sepak bola Indonesia.

Namun, berakhirnya pertandingan dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya memicu kekecewaan besar dari pendukung tuan rumah.

Beberapa menit setelah peluit panjang dibunyikan, ratusan suporter turun ke lapangan. Aparat keamanan merespons dengan menembakkan gas air mata, yang ternyata diarahkan ke tribun penonton. Tindakan ini memicu kepanikan massal.

Ribuan penonton berebut keluar melalui pintu stadion yang seharusnya sudah dibuka sejak lima menit sebelum pertandingan usai.

Sayangnya, pintu masih dalam keadaan terkunci atau terbuka sangat sempit. Desakan dan kepanikan menyebabkan banyak penonton terjatuh, terinjak-injak, hingga kehabisan napas.

Menurut catatan pihak berwenang dan media, polisi menembakkan gas air mata ke tiga titik utama: tribun selatan (7 kali), tribun utara (1 kali), dan ke area lapangan (3 kali). Akibatnya, suasana menjadi semakin mencekam dan menelan korban jiwa serta luka berat.


Berita Terkait


News Update