Setelah keberadaan Juliana diketahui, upaya evakuasi pun segera dilakukan oleh tim gabungan Basarnas dan pihak-pihak terkait.
Namun, kesulitan besar muncul karena lokasi jatuhnya berada di area yang sangat curam dan rawan longsor.
Baca Juga: Siapa Sosok Ustaz Khalid Basalamah yang Dipanggil KPK Terkait Korupsi Kuota Haji
Menurut laporan resmi dari Basarnas NTB, tim SAR sempat terkendala oleh cuaca yang berubah-ubah dan akses jalur yang tidak memungkinkan penggunaan alat berat.
Akhirnya pada Rabu 25 Juni 2025 pukul 13.51 WITA, jenazah Juliana berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Dugaan Penyebab Insiden
Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa insiden ini kemungkinan besar disebabkan oleh hilangnya pijakan saat Juliana melintasi jalur yang sempit dan licin.
Tidak menutup kemungkinan pula bahwa Juliana melakukan perjalanan tanpa pengawasan pemandu wisata yang berpengalaman.
Pihak keluarga yang berada di Brasil menyampaikan rasa duka yang mendalam atas peristiwa tersebut.
Dalam pernyataan informal, keluarga sempat menyayangkan dugaan adanya kelalaian dari pemandu wisata dalam mengawasi perjalanan Juliana, terutama saat melalui jalur rawan kecelakaan.
Baca Juga: Ajudan Ungkap Kondisi Terkini Kesehatan Jokowi yang Alami Alergi Kulit
Warganet Pertanyakan Protokol Keselamatan
Peristiwa ini mengundang banyak komentar di media sosial. Warganet mempertanyakan protokol keselamatan yang diterapkan dalam kegiatan wisata pendakian di Indonesia.
Tidak sedikit pula yang mengkritisi kurangnya antisipasi terhadap kemungkinan jatuhnya pendaki, terutama di jalur ekstrem seperti Cemara Nunggal.