Dalam kebudayaan Timur, luka sering dianggap sebagai bagian dari proses pembelajaran spiritual. Kita diajak untuk tidak melawan, tetapi merangkul. Tidak membenci, tetapi menyadari.
Dan dalam kesadaran itu, kita menemukan bahwa luka bukan hanya akhir dari kebahagiaan. Ia bisa menjadi awal dari versi kita yang paling kuat.
Berdirilah. Walau masih gemetar. Dunia menunggu versi dirimu yang paling jujur.
Jika kamu merasa sedang berada di persimpangan antara rasa sakit dan harapan, ingatlah: setiap luka adalah peluang untuk memimpin kembali rasa Anda. Sekarang waktunya bukan cuma mengerti luka, tapi bertumbuh bersamanya.