“Bahkan saya pernah mengatakan tentang Marcelino sebelumnya, dia terlalu bagus di Liga 1, akhirnya dia keluar. Tapi dia tetap struggle, dia berjuang agar dia mendapatkan menit bermain tersebut,” katanya.
Binder menyoroti pentingnya latihan keras, pola hidup disiplin, serta persaingan sehat di luar negeri yang akan meningkatkan kualitas pemain. Ia membandingkan kondisi pemain diaspora dengan pemain yang dibina di Indonesia dan menunjukkan bahwa pemain diaspora sering kali memiliki keunggulan performa.
“Yang ditargetkan adalah pemain-pemain yang bermain di luar negeri, bukan pemain-pemain yang bermain di Liga 1 kemudian dinaturalisasi,” tegasnya.
Baca Juga: Next Transfer Persija: Incar Bintang Timnas Indonesia dan Pemain Asing, Target Juara Musim Depan
Binder juga menanggapi pihak-pihak yang menolak pemain diaspora bermain di Liga 1 karena menganggap liga dalam negeri bermasalah.
“Sebenarnya enggak juga, enggak carut-marut juga... Tapi kan tidak semua pertandingan dan tidak semua stadion yang lapangannya bagus,” ujar dia, seraya menegaskan pentingnya infrastruktur dan kestabilan finansial klub.
Binder menyatakan bahwa tidak ada larangan bagi pemain diaspora untuk bermain di Liga 1, namun keputusan tersebut harus mempertimbangkan dampaknya terhadap performa dan masa depan mereka di Timnas Indonesia.
“Kalau yang masih muda, ya harus struggle cari klub di luar, karena bukan saja para pemain akan bermain di sana, tapi akan berlatih juga di sana,” ujarnya.