Contoh Soal dan Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 4 PPG 2025: Fokus Kesejahteraan Psikologis Sosial

Kamis 19 Jun 2025, 10:21 WIB
Contoh soal dan jawaban cerita reflektif Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Topik 4 dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025. (Sumber: Dok/PPG 2025)

Contoh soal dan jawaban cerita reflektif Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Topik 4 dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025. (Sumber: Dok/PPG 2025)

POSKOTA.CO.ID - Simak contoh soal dan jawaban cerita reflektif Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Topik 4 dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025.

Seiring berkembangnya paradigma pendidikan, pendidik dituntut mampu memahami serta memfasilitasi kebutuhan sosial dan emosional peserta didiknya, termasuk Kesejahteraan Psikologis Sosial.

Modul 2 PSE Topik 4 tentang Kesejahteraan Psikologis Sosial dirancang untuk membantu guru mengeksplorasi dan menerapkan berbagai aspek afektif dan sosial dalam pembelajaran.

Dalam konteks Modul 2 Topik 4, cerita reflektif menjadi sangat penting karena membantu guru menyadari perannya sebagai fasilitator kesejahteraan siswa.

Artikel ini sendiri akan menyajikan contoh soal dan jawaban cerita reflektif Modul 2 PSE Topik 4 secara lengkap.

Baca Juga: Latihan Pemahaman Modul 3 PPG 2025: Peran Guru dalam Sistem 'Among' yang Diterapkan di Perguruan Taman Siswa

Apa Itu Cerita Reflektif dalam PPG 2025?

Cerita reflektif dalam PPG adalah bentuk narasi yang ditulis oleh peserta guru untuk mendokumentasikan proses pembelajaran dari pengalaman nyata di kelas.

Tujuannya adalah agar guru mampu menganalisis tindakan mereka sendiri, mengevaluasi dampaknya terhadap murid, dan merumuskan langkah perbaikan di masa mendatang.

Melalui cerita ini, guru tidak hanya menunjukkan pemahaman teoretis tentang PSE, tapi juga penerapannya secara kontekstual dalam dinamika pembelajaran sehari-hari.

Manfaat Cerita Reflektif bagi Guru dan Pembelajaran

Cerita reflektif bukan sekadar tugas administratif. Ia merupakan instrumen pembelajaran transformatif bagi guru.

Dengan menuliskan pengalaman dan menganalisisnya secara mendalam, guru bisa memahami hal berikut.

  • Menyadari praktik baik yang bisa diulang atau dikembangkan.
  • Mengidentifikasi pola masalah yang kerap muncul dalam kelas.
  • Melatih kepekaan emosional terhadap kondisi siswa.
  • Mendorong pengambilan keputusan yang lebih manusiawi dan kontekstual.

Baca Juga: Latihan Pemahaman Modul 3 PPG 2025: Peran Guru dalam Sistem 'Among' yang Diterapkan di Perguruan Taman Siswa

Cerita Reflektif

Bapak Ibu Guru yang bersemangat, bagaimana kita dapat membuat lingkungan sekolah menjadi lebih sejahtera?

Kunci Jawaban:

Menciptakan lingkungan sekolah yang lebih sejahtera adalah tujuan mulia yang melampaui sebatas akademis. Ini berarti membangun ekosistem di mana setiap warga sekolah-peserta didik, guru, staf, hingga orang tua-merasa aman, didukung, dihargai, dan termotivasi untuk berkembang. Membuat lingkungan sekolah menjadi lebih sejahtera juga sebagai fondasi bagi pembelajaran yang optimal dan kebahagiaan bersama.

Kunci Jawaban Alternatif:

Menciptakan lingkungan sekolah yang sejahtera adalah investasi jangka panjang untuk masa depan siswa, guru, dan komunitas sekolah secara keseluruhan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kita bisa fokus pada beberapa pilar utama. Salah satunya mengenai kesejahteraan Emosional dan Psikologis.

Kunci Jawaban Alternatif:

Menciptakan lingkungan sekolah yang sejahtera adalah investasi jangka panjang untuk masa depan siswa, guru, dan komunitas sekolah secara keseluruhan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kita bisa fokus pada beberapa pilar utama. Salah satunya mengenai kesejahteraan Emosional dan Psikologis.

Meskipun bukan satu-satunya fokus, kesejahteraan akademik juga berperan penting dalam school well-being. Salah satunya melalui pembelajaran yang menyenangkan.

Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang interaktif, relevan, dan menyenangkan. Beri ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

Kunci Jawaban Alternatif:

Kesejahteraan di lingkungan sekolah tidak hanya ditentukan oleh faktor akademik semata.

Lebih dari itu, kesejahteraan menyeluruh yang mencakup aspek fisik, sosial, emosional, dan psikologis merupakan fondasi penting dalam mendukung proses belajar-mengajar yang efektif dan berkelanjutan.

Dalam upaya menciptakan ekosistem sekolah sehat dan kondusif, berikut sejumlah strategi yang dapat diterapkan secara kolaboratif oleh pihak sekolah, guru, siswa, dan orang tua.

  • Menciptakan komunikasi yang hangat dan terbuka antara guru, siswa, dan orang tua.
  • Memberikan ruang bagi siswa untuk didengar dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan sederhana di sekolah.
  • Mengdakan sesi mindfulness, konseling, atau kegiatan refleksi secara berkala.
  • Menyediakan waktu khusus untuk siswa dan guru beristirahat dari rutinitas akademik (misalnya, Hari Tanpa Tugas atau Hari Peduli Diri).
  • Memastikan kebersihan kelas, pencahayaan yang cukup, dan ventilasi yang baik.

Bagi para peserta PPG 2025, contoh ini dapat menjadi inspirasi sekaligus acuan dalam menyusun narasi pengalaman yang menggambarkan profesionalisme dan empati seorang pendidik

DISCLAIMER: Contoh soal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing peserta.

Artikel ini tidak bermaksud untuk mendorong tindakan tidak jujur, melainkan memberikan dukungan akademik yang proporsional dan edukatif.


Berita Terkait


News Update