Daripada hanya mengulas teks dari buku, siswa didorong untuk mengamati fenomena kehidupan di pasar tradisional atau lingkungan sekitar.
Mereka dapat menulis laporan observasi, membuat cerita berdasarkan pengalaman, atau mewawancarai tokoh masyarakat. Pendekatan seperti ini tidak hanya meningkatkan kemampuan menulis, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap budaya lokal.
Integrasi Teknologi dan Isu Kontemporer
Materi Kewarganegaraan/IPS: Pembelajaran tentang hak dan kewajiban warga negara dapat dijadikan lebih hidup dengan mendiskusikan isu-isu terkini, seperti pengelolaan sampah dan dampak berita hoax.
Guru dapat memanfaatkan media digital dan platform daring sebagai alat untuk diskusi. Misalnya, siswa diajak membuat vlog singkat atau poster digital yang menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan.
Penggunaan Media Sosial
Teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi juga jembatan yang menghubungkan siswa dengan realitas digital masa kini.
Diskusi melalui forum online atau pembuatan konten kreatif memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengasah keterampilan TIK serta berpikir kritis terhadap fenomena sosial.
Baca Juga: Panduan Menyusun Jurnal Pembelajaran Sertifikasi Guru, Tips Lolos PPG 2025
Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung.
Guru di wilayah perdesaan, misalnya, bisa mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan praktis seperti membuat pupuk kompos dari sampah organik.
Proses ini tidak hanya menyampaikan materi secara aplikatif, tetapi juga membangun kepercayaan diri siswa, karena mereka melihat manfaat nyata dari apa yang dipelajari di kelas.
Baca Juga: Kunci Jawaban Post Test PPG 2025 Modul Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai, Cek di Sini!