Bangunan Mewah di Lahan Pengairan Bakal Digusur, Pemilik Klaim Dapat Izin Staf Desa

Rabu 18 Jun 2025, 10:28 WIB
Bangunan mewah yang didirikan di atas lahan pengairan ini harus dibongkar dalam waktu singkat. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Bangunan mewah yang didirikan di atas lahan pengairan ini harus dibongkar dalam waktu singkat. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

TAMBUN UTARA, POSKOTA.CO.ID – Sejumlah bangunan semi permanen berdiri di atas lahan pengairan di Jalan Tanggul Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.

Hari ini, Rabu, 18 Juni 2025, bangunan tersebut dijadwalkan dibongkar.

Pemilik bangunan berinisial JN, 57 tahun, mengaku kaget saat menerima surat pemberitahuan penggusuran secara mendadak.

“Saya baru terima suratnya kemarin sore. Penggusurannya mendadak, jadi belum sempat mindahin barang,” ujar JN.

Baca Juga: Viral Perdebatan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Seorang Remaja di Bekasi, Soroti Penggusuran Bangunan Liar dan Pelarangan Wisuda Perpisahan

Warga Pusaka Rakyat, Tarumajaya, ini mengaku mengantongi izin dari seorang staf desa Srimukti, yang kebetulan teman dekatnya.

“Dulu kata teman, bangun aja dulu, tanahnya juga masih lama dipakai. Tapi kalau sewaktu-waktu digusur, harus rela,” jelasnya.

Ia mengaku telah menempati dan membangun tiga bangunan semi permanen selama lebih dari tiga tahun.

JN, 57 tahun, memperlihatkan surat perintah penggusuran secara mendadak. Ia mengaku pasrah jika bangunan mewah yang ia dirikan di atas lahan pengairan harus dibongkar dalam waktu singkat. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Bangunan berukuran sekitar 15×16 meter itu difungsikan sebagai tempat tinggal dan kantor pemasaran.

Ia pun merogoh kocek hingga Rp180 juta, tanpa membayar iuran ke desa atau pihak pengelola lahan.

“Saya udah keluar 180 juta buat bangun ini. Satu los aja 60 juta. Udah rapi semua, pakai plafon PVC juga. Nyesel juga bikin terlalu rapi,” ucapnya.

Baca Juga: Warga Kebon Sayur Geruduk Kantor Wali Kota Jakbar, Tuntut Aktifitas Penggusuran Dihentikan

Konstruksinya menggabungkan batu bata, bambu, dan baja ringan. Ia menyerahkan nasib bangunan jika akhirnya harus dibongkar.

“Masih baru banget, bambu dan baja ringannya masih keker. Memang terlalu mewah ini punya saya. Tapi saya sih ikhlas aja,” katanya pasrah.

Meski berat hati, Jaelani menyatakan kesiapan menghadapi pembongkaran. Awalnya, ia sempat berharap lahan tersebut bisa digunakan jangka panjang.

“Harus siap. Cuman informasi awal kan katanya ini dibutuhkan jangka panjang,” tandasnya. (cr-3)


Berita Terkait


News Update