POSKOTA.CO.ID - Dunia olahraga tarung Indonesia sedang bersiap menyambut sejarah baru. Ajang Byon Combat Showbiz Vol. 5 yang akan digelar pada 28 Juni 2025, bukan sekadar mempertemukan dua nama besar Aziz Calim vs Kkajhe tetapi juga menjadi panggung perdana bagi penerapan regulasi Kick-Striking, sistem pertarungan berdiri yang digagas secara eksklusif oleh talenta lokal Indonesia.
Regulasi anyar ini tidak hanya menawarkan pertarungan yang lebih aman dan menarik, tetapi juga dirancang untuk menyesuaikan dengan kondisi fisik dan karakter petarung dalam negeri.
Dengan visi memperkuat jati diri bela diri nasional, Kick-Striking diyakini akan menjadi acuan baru dalam olahraga tarung profesional Indonesia.
Baca Juga: Iseng-iseng Berhadiah! Jawab Survei Langsung Dibayar Uang Rp115.000 dari Aplikasi Pemberi Cuan Ini
Dari Kickboxing ke Kick-Striking: Tonggak Baru Bela Diri Indonesia
Perubahan format ini diumumkan langsung oleh Yoshua “Cellos” Marcellos, CEO Byon Combat, dalam konferensi pers resmi di Gedung Kemenpora pada 16 Juni 2025. Menurut Cellos, Kick-Striking lahir dari kebutuhan mendesak akan sistem pertarungan yang:
- Lebih dinamis dan seru untuk ditonton.
- Lebih aman dan manusiawi bagi para petarung.
- Lebih relevan dengan kondisi ekosistem bela diri lokal.
“Ini bukan sekadar format baru, tapi manifestasi dari riset panjang, diskusi dengan pelatih, petarung, bahkan pakar medis. Kami ingin pertarungan yang fast, clean, and safe,” ujar Cellos.
Karakteristik Khusus Kick-Striking: Dinamis, Cepat, dan Tanpa Kompromi
Berbeda dari kickboxing konvensional atau Muay Thai, Kick-Striking hadir dengan ciri khas sebagai berikut:
1. Posisi Bertarung Selalu Berdiri
Tidak ada fase clinch, grappling, atau pertarungan di bawah. Petarung dituntut terus aktif menyerang dan bertahan dalam posisi berdiri, menjaga intensitas pertarungan tetap tinggi.
2. Elbow Diperbolehkan, Tapi Diawasi Ketat
Teknik sikut boleh digunakan, tetapi penerapannya dibatasi untuk menghindari luka serius. Ini membuka ruang kreativitas tanpa mengorbankan keselamatan.
3. Larangan Sweeping
Teknik menyapu kaki lawan sepenuhnya dilarang. Hal ini bertujuan menjaga tempo tetap cepat dan mencegah pertarungan menjadi pasif akibat jatuhnya salah satu petarung.
4. Tempo Tanpa Jeda
Pertarungan dirancang tanpa banyak fase jeda. Ritme cepat menguji stamina dan fokus, menjadikan duel lebih mendebarkan bagi penonton.