“Malam-malam vibe-nya sudah enggak enak. Ada polisi yang langsung mencatat semua paspor dan berbicara serius sambil melihat kami dan staf hotel,” ungkapnya.
Kemudian pada pagi harinya, kabar datang bahwa peserta aksi dianggap ilegal oleh pemerintahan Mesir dan pihak kepolisian berhak untuk melakukan penangkapan.
“Jam 7 pagi ada tiga mobil polisi datang ke hotel melakukan sweeping, empat bule di bawa dengan mobil polisi dan kami yang bernegosiasi harus bertindak tepat, apalagi baca pergerakan tetap berjalan, semua ambil risiko,” kata Zaskia.
Baca Juga: Menuju Rafah! Zaskia Adya Mecca dan 9 WNI Lain Bergabung dalam Gerakan Global March to Gaza
“Situasi kami lebih sulit, seolah terkunci untuk bergerak karena sekitar 20 polisi, intel, mobil polisi bahkan mobil tahanan siap di depan bus, khusus disiapkan untuk kami ber-10,” sambungnya.
Karena, terus diikuti akhirnya 10 WNI ini memutuskan untuk pindah ke hotel bintang 5 dengan fikiran jika pihak kepolisian tidak akan mengikuti, karena protokol hotel yang cukup ketat.
Namun hal tersebut nyatanya keputusan salah, staf hotel di panggil oleh aparat dan mereka siaga selama kami di sana.
“Tatapan marah juga curiga dari semua staf hotel, seolah kami semua tahanan,” ujar Zaskia.
Lebih lanjut, karena terus diawasi akhirnya bersikap seperti turis sambil memastikan apakah tetap diawasi atau tidak.
“Kami menyewa kapal di depan hotel yang disewakan karena kami playing tourist. Dari pagi kami mengalami tekanan seperti ini aja rasanya lelah luar biasa, entah kekuatan sebesar apa yang dimiliki saudara di Palestina,” pungkasnya.