POSKOTA.CO.ID - Lonjakan pencarian global untuk kata kunci "Netanyahu" menandai kepanikan dan perhatian dunia internasional terhadap ketegangan terbaru di Timur Tengah.
Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan pernyataan publik pertama pasca serangan rudal besar-besaran dari Iran.
Dalam situasi yang digambarkan sebagai salah satu babak paling genting dalam sejarah modern konflik Timur Tengah, Netanyahu menegaskan hak Israel untuk membalas dengan waktu, tempat, dan cara yang akan ditentukan sendiri.
Baca Juga: Mengapa Sering Muncul Panggilan dari Nomor Tak Dikenal? Ini Solusi Blokir Telepon Spam dengan Mudah
Ketegangan Meningkat: Serangan Iran dan Reaksi Israel
Pada hari yang menjadi titik balik ketegangan geopolitik, Iran meluncurkan puluhan rudal dan drone ke wilayah Israel. Serangan ini diyakini sebagai balasan atas aksi militer Israel terhadap fasilitas nuklir Iran beberapa hari sebelumnya.
Tidak butuh waktu lama, dunia melihat grafik pencarian nama “Netanyahu” melonjak tajam di berbagai platform digital, menandakan perhatian global terhadap tanggapan resmi dari Israel.
Netanyahu akhirnya muncul di depan publik dan menegaskan bahwa Israel “memiliki hak dan kewajiban untuk mempertahankan diri.” Lebih jauh, ia mengatakan bahwa keputusan kapan, di mana, dan bagaimana Israel akan membalas serangan tersebut merupakan hak prerogatif negaranya.
"Tidak ada negara yang bisa menerima serangan seperti ini di wilayahnya begitu pun Israel," tegas Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan secara nasional.
Panggung Diplomatik yang Renggang: Dunia Menahan Napas
Meskipun Netanyahu menyampaikan pernyataan tegas, sejumlah negara Barat menyuarakan imbauan agar Israel menahan diri. Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengungkapkan “solidaritas penuh” terhadap Israel, namun menyerukan agar respons tetap proporsional.
Begitu pula dengan Perdana Menteri Inggris dan Presiden Prancis, yang menyampaikan peringatan agar serangan balasan tidak menjerumuskan kawasan ke dalam perang regional yang lebih luas. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, secara eksplisit menyarankan Israel agar mengutamakan pertahanan, bukan ofensif lebih lanjut.
Sementara itu, PBB mendesak semua pihak untuk menghindari eskalasi dan menekankan pentingnya dialog dalam menyelesaikan konflik.