POSKOTA.CO.ID – Dalam salah satu tausiyahnya, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan pesan mendalam tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi ujian hidup.
Ia mengajak umat untuk melihat cobaan bukan sebagai beban, tetapi sebagai jalan yang telah dirancang Allah untuk menyempurnakan permohonan kita sendiri.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Kalimat ini bukan sekadar ayat, melainkan penegasan bahwa setiap ujian datang sesuai kapasitas masing-masing individu.
Baca Juga: Jaga Kesehatan dan Nikmati Karier yang Ada agar Taurus Jadi Lebih Baik!
Ujian Berbeda, Beban Serupa
Menurut Ustaz Adi, meskipun bentuk ujian setiap orang berbeda, inti dari permasalahannya tetap sama, yakni pikiran.
"Pikiran itu masalah itu kan pikiran kan? Yang dipikirkan kan ya? Semuanya sama intinya berpikir," jelas Ustaz Adi, dikutip oleh Poskota dalam kanal YouTube Adi Hidayat Official pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Ia menggambarkan bagaimana seorang pegawai pusing karena belum gajian, sementara seorang direktur juga bisa pusing karena proyek belum berjalan lancar.
"Pusingnya kan sama, tapi bentuk ujiannya beda karena sesuai dengan maslahat kita," lanjutnya. Inilah keadilan Allah, memberikan ujian sesuai kadar kemampuan dan peran masing-masing.
Baca Juga: Cukup Gunakan NIK e-KTP, Begini Cara Cek Tunggakan BPJS Kesehatan Lewat HP
Jangan Marah pada Doa yang Dikabulkan
Satu poin menarik dari tausiyah ini adalah kesadaran bahwa banyak dari kita marah ketika doa dikabulkan dalam bentuk ujian.
"Siapa yang pernah berdoa minta sukses?" tanya Ustadz Adi. "Terus Allah kasih jalannya, 'Nih, lewatin dulu ini.' Tapi kita malah marah, 'Kenapa harus saya, ya Allah?' Padahal kita sendiri yang minta," tegasnya.
Untuk lebih memahami bagaimana menghadapi ujian, Ustadz Adi mengaitkannya dengan perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Sebelum peristiwa besar itu, Rasulullah mengalami tekanan luar biasa: ditolak di Mekah, bahkan dilempari batu di Taif hingga berdarah.
Baca Juga: Alasan Efisiensi, Bupati Pandeglang Ajukan Penangguhan Iuran BPJS Kesehatan Kades dan Perangkat Desa
Saat malaikat menawarkan pembalasan, Rasulullah menolak dengan bijak:
- "La fa’innahum ummatun la ya’lamun."
- "Mohon jangan lakukan, karena mereka melakukan itu kepadaku karena belum tahu saja tentang aku, bukan karena benci."
Sikap ini menjadi teladan dalam menyikapi perlakuan buruk dari orang lain, jika mereka belum tahu, maka tugas kita adalah memberi tahu, bukan membalas dengan kemarahan.
Ustadz Adi menutup tausiyahnya dengan mengingatkan, bahwa tak seorang pun bebas dari ujian.
Namun jika kita menyadari bahwa semua datang dari Allah, bukan untuk menyakiti, melainkan untuk membentuk kualitas diri dan mengantarkan kita pada jawaban dari doa-doa, maka ketenangan hati pun akan hadir.