POSKOTA.CO.ID - Penampilan Jungkook BTS saat latihan untuk BTS Festa 2025 menjadi sorotan utama, khususnya karena topi hitam yang dikenakannya bertuliskan "Make Tokyo Great Again".
Frasa ini dengan cepat viral di TikTok dan memicu kontroversi, membuat Jungkook menuai kecaman dari publik Korea Selatan.
Menanggapi insiden tersebut, Jungkook segera memberikan klarifikasi resmi melalui platform WeVerse pada 14 Juni 2025.
"Halo, ini Jung Kook," tulisnya.
Baca Juga: Kisruh Harta Gono Gini Heri Horeh dan Riyuka Bunga, Warganet: Sama Kayak Safno
"Saya merasa berat menulis ini setelah bertemu dengan Anda setelah sekian lama. Saya dengan tulus meminta maaf atas kekecewaan dan ketidaknyamanan yang disebabkan kepada banyak orang oleh kalimat pada topi yang saya kenakan saat latihan hari ini,” sambungnya.
Jungkook mengaku tidak mengetahui makna historis dan politis di balik tulisan "Make Tokyo Great Again" saat memakainya.
Ia mengakui kecerobohannya dan menjelaskan bahwa peristiwa tersebut karena ketidaktahuannya.
“Saya menganggap serius bahwa saya kecewa dan terluka karena tidak mengenakannya tanpa sepenuhnya mengonfirmasi makna historis dan politis dari frasa tersebut. Tidak ada alasan. Saya tidak cukup baik, saya ceroboh,” ungkapnya.
Apa Arti Make Tokyo Great Again?
Dikutip dari news18.com, frasa "Make Tokyo Great Again" bukanlah sekadar slogan biasa. Tulisan ini memiliki latar belakang politis yang kuat.
Inspirasinya berasal dari kampanye Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada tahun 2016 dengan slogan "Make America Great Again".
Di Jepang, frasa ini telah diadopsi oleh beberapa tokoh politik, termasuk Gubernur Tokyo, Koike Yuriko. Ia kerap menggunakan frasa tersebut dalam konteks nasionalisme dan sentimen anti-Korea.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Laporkan Kekayaan Hampir Rp1 Triliun ke LHKPN, Simak Rinciannya di Sini!
Inilah yang menjadi alasan utama mengapa netizen Korea Selatan merasa tersinggung dengan tulisan pada topi Jungkook tersebut.
Terlepas dari implikasi politik yang sensitif, frasa "Make Tokyo Great Again" membawa beban historis dan menjadikannya kontroversial, baik di negara Barat maupun di Asia.
Kontroversi ini menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam memahami konteks dan sejarah di balik setiap simbol atau frasa, terutama bagi figur publik seperti Jungkook BTS.