Sutradara Film Jumbo Bocorkan Rencana Kartun Bertema Sepak Bola, Terinspirasi Laga Jepang vs Indonesia? (Sumber: TikTok/@ihyaagum)

HIBURAN

Setelah Jepang Bungkam Indonesia 6-0, Sutradara FIlm Jumbo Siapkan Proyek Animasi Bertema Sepakbola ala Captain Tsubasa

Jumat 13 Jun 2025, 07:38 WIB

POSKOTA.CO.ID - Tim nasional sepak bola Indonesia telah menyelesaikan pertandingan terakhir mereka di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Dalam laga tersebut, yang berlangsung di Jepang, skuad Garuda harus menelan kekalahan pahit dengan skor 6-0. Meskipun hasil ini tergolong mengecewakan dari segi performa, posisi Indonesia dalam klasemen grup C tetap aman.

Berada di posisi keempat, Timnas Indonesia berhak melaju ke babak keempat, sesuai dengan regulasi terbaru FIFA dan AFC. Ini menjadi prestasi yang patut diapresiasi, mengingat sejarah panjang perjuangan Timnas dalam kompetisi internasional.

Pertandingan melawan Jepang menjadi pengingat bahwa untuk bersaing di tingkat elite Asia, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh tim pelatih dan PSSI.

Baca Juga: PSI Jakarta Dukung Penuh Jokowi Jadi Ketua Umum

Respons Publik dan Sorotan Media Jepang

Yang menarik, kekalahan Indonesia tidak menyurutkan dukungan masyarakat terhadap tim nasional. Bahkan, media Jepang, melalui JFA (Japan Football Association), menyoroti antusiasme luar biasa dari pendukung Indonesia yang memadati stadion di Osaka. Banyak di antara mereka bahkan tidak kebagian tiket, menunjukkan betapa kuatnya gairah sepak bola di Tanah Air.

Media Jepang melaporkan bahwa dukungan tersebut sangat diapresiasi dan dijadikan contoh semangat supporter yang positif. Dalam pernyataan resminya, JFA bahkan menjanjikan peningkatan kapasitas dan akses bagi fans Indonesia jika kedua tim kembali bertemu di masa depan.

Lawan Berat Menanti di Ronde 4

Dengan tiket menuju ronde keempat yang telah dikantongi, Timnas Indonesia akan berhadapan dengan dua dari lima tim yang sudah memastikan diri lolos.

Lima negara tersebut adalah Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, dan Irak. Kesemuanya memiliki tradisi sepak bola yang kuat dan sumber daya yang melimpah.

Pertemuan dengan tim-tim papan atas ini akan menjadi ujian sesungguhnya bagi para pemain muda Indonesia. Kesempatan ini juga menjadi ajang pembuktian bagi pelatih Shin Tae-yong dalam menerapkan filosofi sepak bolanya secara konsisten di atas lapangan.

Kapten Tsubasa: Kartun yang Menginspirasi Generasi Jepang

Sementara banyak analisis teknis dibahas di ruang-ruang diskusi, satu pandangan menarik datang dari aktor dan komedian Indonesia, Rahmet Ababil.

Dalam unggahan media sosialnya, Rahmet menyoroti pengaruh animasi legendaris Captain Tsubasa terhadap mentalitas dan perkembangan sepak bola Jepang.

Menurutnya, kartun tersebut tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi inspirasi kolektif yang membentuk cita-cita anak-anak Jepang untuk menjadi pesepak bola profesional. “Captain Tsubasa itu bukan cuma kartun, tapi ‘peta jalan’ sepak bola Jepang,” tulis Rahmet di akun Instagram miliknya.

Usulan Membuat Animasi Sepak Bola Indonesia

Lebih lanjut, Rahmet mengusulkan agar industri kreatif Indonesia mulai memproduksi film animasi bertema sepak bola sebagai bentuk edukasi dan inspirasi.

Ia bahkan menyebut nama Ryan Adriandhy, sutradara film Jumbo, dan rumah produksi Visinema, untuk menggarap proyek tersebut.

“Dengan kerendahan hati, saya minta tolong Ryan Adriandhy sama Visinema. Tolong bikin animasi tentang sepak bola, bang. Entah itu Garuda di Dadaku animasi atau Kapten Si Madun The Movie,” tulis Rahmet.

Usulan ini mendapat sambutan positif dari warganet yang merasa Indonesia memang kekurangan tokoh imajinatif dalam dunia sepak bola. Di tengah gempuran anime dan drama Korea yang sarat pesan moral, Indonesia bisa mengambil langkah serupa dengan menggabungkan edukasi, hiburan, dan nasionalisme dalam satu kemasan film animasi.

Kekuatan Budaya Populer dalam Pembentukan Mentalitas Atlet

Pengaruh Captain Tsubasa memang tidak bisa dianggap remeh. Menurut berbagai studi dan wawancara dengan pemain Jepang, kartun ini bukan hanya menghibur, melainkan memberi motivasi kuat untuk berlatih dan bermimpi besar sejak usia dini.

Beberapa pemain Jepang yang berlaga di Eropa mengakui bahwa mereka terinspirasi dari Tsubasa Ozora, karakter utama kartun tersebut.

Ini menunjukkan bahwa strategi pembinaan atlet bisa dimulai jauh sebelum masuk akademi yaitu dari kultur populer. Jika Indonesia bisa memproduksi animasi atau serial yang membangun narasi pesepak bola nasional, maka generasi muda akan tumbuh dengan identitas kuat sebagai bagian dari ekosistem sepak bola yang profesional.

Baca Juga: PSI Jakarta Dukung Penuh Jokowi Jadi Ketua Umum

Momentum Kebangkitan Sepak Bola Indonesia

Meskipun dihajar Jepang dengan skor telak, Timnas Indonesia tidak sepenuhnya gagal. Justru, kelolosan ke ronde 4 menjadi momen penting untuk mendorong perubahan struktural dan kultural dalam sepak bola nasional.

Dalam konteks ini, seruan Rahmet Ababil bukanlah lelucon belaka, melainkan wacana serius yang perlu didengar oleh pemangku kebijakan dan komunitas sepak bola Tanah Air.

Dengan dukungan publik yang luar biasa, momentum dari kelolosan ke ronde 4, serta potensi kolaborasi antara industri kreatif dan olahraga, sepak bola Indonesia bisa melangkah lebih jauh. Tak hanya di lapangan hijau, tapi juga di layar kaca dan hati jutaan anak-anak yang memimpikan menjadi pahlawan Garuda.

Langkah Timnas Indonesia ke ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah capaian yang layak disambut dengan optimisme. Kekalahan dari Jepang menjadi pelajaran, bukan akhir.

Dalam jangka panjang, Indonesia perlu memadukan kerja keras di lapangan dengan dukungan budaya populer agar semangat sepak bola tumbuh sejak usia dini. Inspirasi dari Captain Tsubasa adalah bukti nyata bagaimana imajinasi kolektif bisa melahirkan generasi emas sepak bola.

Tags:
Film animasi sepak bola IndonesiaRahmet AbabilRonde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026Budaya populer dan sepak bolaCaptain TsubasaKekalahan dari JepangZona AsiaKualifikasi Piala Dunia 2026Timnas Indonesia

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor