Dewi menambahkan bahwa setelah viralnya video tersebut, frekuensi undangan manggung meningkat, dan tawaran kerja pun berdatangan lebih banyak dari sebelumnya.
Lebih lanjut, penyematan julukan ini dinilai sebagai bentuk apresiasi sekaligus simbol dari karakter panggung Dewi Perssik yang kuat, enerjik, dan karismatik.
Meskipun ia bukan berasal dari Ambon, karakteristik fisik dan gaya penampilannya dalam video tersebut menggambarkan stereotip “gadis Ambon” yang memiliki kulit eksotis dan suara khas timur Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Joko Suyoto, Ayah Farel Prayoga yang Diduga Terlibat Kasus Judi Online
Namun sebenarnya, Dewi Perssik lahir di Jember, Jawa Timur, pada 16 Desember 1986.
Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara, putri dari HM Adil, pensiunan anggota Polri yang pernah menjabat sebagai Kepala Polsek di wilayah Jember dan Banyuwangi.
Istilah "Nona Ambon" sendiri secara harfiah berarti "gadis muda dari Ambon," merujuk pada stereotip perempuan Maluku yang dikenal karena kecantikan eksotis dan suara merdu.
Meskipun begitu, dalam konteks Dewi Perssik, istilah ini menjadi metafora atas identitas panggung yang energik dan penuh pesona.
Di tengah industri hiburan yang kompetitif, branding personal seperti julukan ini menjadi aset penting bagi para artis.
Tidak jarang, sapaan khas atau gaya unik justru memperkuat posisi mereka di mata publik dan memperluas segmentasi pasar.
Fenomena julukan ini juga mencerminkan bagaimana interaksi antara artis dan publik di era digital bisa menciptakan simbol-simbol baru yang beresonansi secara luas.
Dalam kasus Dewi Perssik, momentum video viral itu telah bertransformasi menjadi peluang pemasaran yang kuat.