Pandit Sepak Bola: Bukan Hanya saat Kalah, Timnas Indonesia Juga Boleh Dikritik saat Menang

Kamis 12 Jun 2025, 10:44 WIB
Potret para Timnas Indonesia. (Sumber: Instagram/@republikindonesia)

Potret para Timnas Indonesia. (Sumber: Instagram/@republikindonesia)

POSKOTA.CO.ID – Performa Timnas Indonesia dalam dua laga terakhir menghadirkan perbincangan tajam di kalangan pengamat sepak bola nasional.

Meskipun menang tipis 1-0 atas China dan berhasil melaju ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, kekalahan telak 0-6 dari Jepang menjadi sorotan utama.

Dalam diskusi publik yang diikuti oleh pengamat sepak bola Binder Singh, yang dikenal sebagai Bung Binder, serta pandit Pangeran Siahaan, keduanya sepakat bahwa kritik tetap perlu dilontarkan kepada tim nasional, baik dalam kondisi menang maupun kalah.

"Kita menang lawan China, tapi finishing buruk. Dari 13 percobaan open play, tidak ada satu pun yang jadi gol. Gol kita cuma dari penalti akibat pelanggaran terhadap Kambuaya. Ini kekurangan yang harus dikritisi," ujar Bung Binder, dikutip oleh Poskota dalam kanal YouTube Bola Bung Binder pada Kamis, 12 Juni 2025.

Baca Juga: Apa Nama Kartun Animasi yang Bakal Dibuat Sutradara Film Jumbo, Mirip Captain Tsubasa? Disebut untuk Inspirasi Timnas Indonesia

Kritik serupa juga diarahkan pada pertandingan melawan Jepang yang berakhir dengan skor mencolok.

Meskipun banyak yang menilai kekalahan tersebut disebabkan oleh rotasi pemain, Binder menilai hal itu tidak sepatutnya dijadikan alasan mengingat Jepang juga menurunkan pemain debutan namun tetap mendominasi penuh jalannya pertandingan.

"Enggak ada satupun tembakan, baik on target maupun off target. Jepang memang kelasnya di atas kita, tapi kekalahan ini menunjukkan betapa jauhnya jarak kualitas yang harus kita kejar," tambah Bung Binder.

Menanggapi hal tersebut, Pangeran Siahaan menyatakan bahwa kritik adalah hal wajar dalam sepak bola, bahkan menjadi bagian penting dari ekosistem olahraga itu sendiri.

Baca Juga: Faby Marcelia Sudah Punya Pacar Baru? Momen Bareng Ichal Muhammad Nonton Timnas Jadi Sorotan

"Ketika menang pun, kita tetap harus bisa jujur dan melakukan autokritik. Yang bisa memberi feedback bukan cuma pelatih atau pemain, tapi juga pengamat, wartawan, dan fans," tegas pundit yang akrab disapa Pange itu.

Menurut Pangeran, kemenangan atas China seharusnya sudah menjadi alarm peringatan bagi Indonesia.

Penampilan China yang dianggap tidak istimewa nyatanya masih mampu menahan serangan Indonesia hingga hanya satu gol tercipta dari titik putih.

"Nah, sehingga orang yang kemarin kaget melihat kita kok bisa kalah telak banget lawan Jepang, itu harusnya ketika kita lawan China, kita enggak kaget," ujarnya.

Baca Juga: Perubahan Peringkat FIFA Timnas Indonesia Usai Kalah 6-0 dari Jepang

Keduanya sepakat bahwa kritik seharusnya tidak dianggap sebagai serangan, tetapi sebagai dorongan untuk evaluasi dan kemajuan.

Publik punya ruang untuk menganalisis dan menyampaikan pendapat, selama tetap dalam koridor yang menghormati profesionalisme para pemain dan pelatih.

"Memang pada ujung-ujungnya, yang menentukan kan pelatih dan pemain. Pelatih dan pemain, urusannya sama federasi. Tapi kan penonton dalam hal ini, mau itu pandit, mau itu wartawan, mau itu pengamat, siapapun, kita kan levelnya sama: penonton. Dan penonton itu berhak untuk bersuara juga," tutup Pangeran.

Dengan kekalahan ini, Timnas Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk terus berkembang dan memperbaiki kualitas permainan, terutama dalam aspek penyelesaian akhir dan pertahanan.


Berita Terkait


News Update