Dibantai 6-0, Pandit Sepak Bola Menilai Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert dan Staf Kepelatihan Tidak Serius saat Menghadapi Jepang

Kamis 12 Jun 2025, 11:28 WIB
Potret para pemain Timnas Indonesia. (Sumber: PSSI via Instagram @republikindonesia)

Potret para pemain Timnas Indonesia. (Sumber: PSSI via Instagram @republikindonesia)

POSKOTA.CO.ID – Kekalahan telak Timnas Indonesia dari Jepang dengan skor 0-6 dalam laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 memicu perdebatan soal pendekatan taktik dan kualitas permainan skuad Garuda.

Dua pengamat sepak bola nasional, Binder Singh dan Pangeran Siahaan, menilai bahwa persoalan utama bukan semata hasil akhir, tetapi bentuk permainan yang tidak menunjukkan perkembangan signifikan.

"Pada saat gue mengkritisi seperti itu, baik dalam kemenangan maupun kekalahan, banyak yang menolak. Alasannya seragam, 'Tim ini masih berproses.' Tapi, gue kaget. Mau berproses apalagi? Ini tim sudah lama dibangun. Sekarang seharusnya kita berprogres," kata Binder Singh, dikiutip oleh Poskota dalam kanal YouTube Bola Bung Binder pada Kamis, 12 Juni 2025.

Binder menyoroti tidak adanya pola permainan yang jelas meski pelatih anyar, Justin Kluivert, telah memimpin tim.

Baca Juga: Pandit Sepak Bola: Bukan Hanya saat Kalah, Timnas Indonesia Juga Boleh Dikritik saat Menang

Ia menyebutkan bahwa Timnas gagal membangun serangan terstruktur dan bahkan tidak mencatat satu pun tembakan maupun tendangan sudut selama pertandingan.

"Yang gue lihat, why there is no pattern? Mudah kehilangan bola, tidak ada serangan ke ruang pertahanan Jepang yang terstruktur. Tidak ada shot on atau off target, hanya satu crossing yang masuk," ujar Bung Binder.

Binder juga membandingkan pendekatan antara Indonesia dan Jepang. Meskipun kedua tim melakukan rotasi, Jepang tetap tampil dominan karena konsistensi dalam sistem dan taktik yang dibangun sejak lama.

Pangeran Siahaan menguatkan pandangan tersebut dengan menekankan bahwa laga melawan Jepang seharusnya diperlakukan sebagai uji coba bernilai tinggi, bukan pertandingan yang diabaikan.

Baca Juga: Apa Nama Kartun Animasi yang Bakal Dibuat Sutradara Film Jumbo, Mirip Captain Tsubasa? Disebut untuk Inspirasi Timnas Indonesia

"Nah, itu kan kemarin harusnya pas kita melawan Jepang itu, kita mentreat pertandingan itu sebagai sebuah partai uji coba yang seharusnya sangat mahal harganya buat kita," kata Pangeran.

Ia menyayangkan pendekatan Kluivert yang dinilainya tidak serius dalam memanfaatkan momentum untuk menguji struktur dan adaptasi taktik Timnas.

"Kita cuma terpaku sama skor akhir. Tapi yang menyengat adalah, loh kok kita mainnya kayak gitu? Harusnya serius. Ini trial bagus sebelum masuk ronde berikutnya lawan tim-tim yang mungkin sedikit di bawah Jepang," tegasnya.

Baik Binder maupun Pangeran sepakat bahwa kekalahan dari Jepang memang dapat dimaklumi secara realistis. Namun, performa buruk tanpa pola permainan yang jelas menunjukkan bahwa "proses" yang selama ini digaungkan belum menghasilkan kemajuan konkret.

Baca Juga: Faby Marcelia Sudah Punya Pacar Baru? Momen Bareng Ichal Muhammad Nonton Timnas Jadi Sorotan

"Kalau ini partai menentukan, dan kita main kayak kemarin, hancur banget. Jadi ini bukan soal hasil, tapi soal approach. Dan kemarin, approach-nya enggak serius menurut saya," tutup Pangeran.

Dengan hasil ini, Timnas Indonesia lolos ke ronde keempat namun dihadapkan pada tantangan besar untuk meningkatkan kualitas permainan jika ingin bersaing melawan tim-tim kuat Asia lainnya.

Kritik dari pengamat menjadi pengingat bahwa proses tanpa progres hanyalah retorika tanpa hasil.


Berita Terkait


News Update