Berdasarkan bukti yang ada, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak panik. Sama seperti varian Omicron sebelumnya, NB.1.8.1 cenderung lebih mudah menular.
Namun, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian Nimbus menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya.
Baca Juga: Covid-19 Kembali Muncul di Indonesia, Epidemiolog: 'Sudah Endemi, Tak Perlu Khawatir'
Kabar baiknya, vaksin Covid-19 yang sudah diperbarui termasuk vaksin bivalen dan vaksin boosterberbasis XBB, masih efektif melindungi tubuh dari gejala berat yang bisa mengakibatkan perawatan inap hingga mengancam jiwa.
Meskipun demikian, infeksi virus masih bisa terjadi, terutama pada orang dengan sistem imun lemah atau yang belum divaksinasi.
Bahkan, obat antivirus seperti nirmatrelvir atau ritonavir (Paxlovid) dan Remdesivir terbukti mampu melawan berbagai subvarian Omicron, termasuk BQ.1, BQ.1.1, dan XBB.1.5.
Munculnya varian baru ini menjadi pengingat untuk tetap waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi di Asia Tenggara, Ini 8 Langkah Pencegahan yang Harus Diperhatikan
Gejala COVID-19 Varian Nimbus dan Pencegahannya
Gejala Covid Nimbus paling umum meliputi batuk ringan, sakit tenggorokan, kelelahan, demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat.
Pada beberapa kasus, varian Nimbus juga dapat menimbulkan masalah pencernaan seperti mual dan diare.
Gejala-gejala ini mirip dengan varian sebelumnya, sehingga penting untuk tetap berhati-hati.
Selain vaksinasi Covid-19 yang diperkirakan tetap efektif melindungi dari infeksi dan gejala parah, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terpapar virus ini, yaitu: