POSKOTA.CO.ID - Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 hadir sebagai sarana strategis untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme guru di Indonesia.
Salah satu kompetensi utama yang diasah dalam program ini adalah kemampuan merancang pembelajaran secara efektif dan berfokus pada kebutuhan serta perkembangan peserta didik.
Pada Modul 1 Topik 1, peserta PPG ditugaskan menyusun Jurnal Pembelajaran berbasis prinsip Understanding by Design (UbD).
UbD merupakan pendekatan sistematis dalam perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe. Melalui prinsip backward design, UbD mendorong guru untuk merancang pembelajaran dengan titik tolak dari tujuan akhir yang ingin dicapai, sebelum menentukan aktivitas belajar dan asesmen.
Baca Juga: Wajah Selingkuhan Wadison Pasaribu Viral, Netizen Curigai Peran Besar di Balik Aksi Pembunuhan Istri
Memahami Prinsip Understanding by Design (UbD)
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, UbD berfungsi sebagai kerangka konseptual untuk menciptakan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual. Pendekatan ini terdiri atas tiga tahapan utama:
1. Menentukan Hasil yang Diharapkan (Desired Results)
Guru merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP) yang berlaku. Tujuan ini dirancang agar spesifik, terukur, dan selaras dengan kompetensi inti.
2. Merancang Bukti Penilaian (Assessment Evidence)
Pada tahap ini, guru merancang asesmen formatif dan sumatif yang dapat menunjukkan sejauh mana siswa memahami dan menerapkan materi ajar.
3. Merancang Kegiatan Pembelajaran (Learning Plan)
Tahap terakhir adalah menyusun aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan asesmen. Aktivitas dirancang agar melibatkan siswa secara aktif dan mempertimbangkan keberagaman karakteristik peserta didik.
Contoh Jurnal Pembelajaran: Implementasi Prinsip UbD
Berikut adalah contoh konkret jurnal aksi nyata dari guru kelas 4 SD yang menerapkan UbD dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Topik Pembelajaran
Tema: Makna Sila-sila Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Landasan Filosofis: Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Pancasila sebagai dasar pendidikan nasional
A. Tahap 1 – Hasil yang Diharapkan
- Big Idea: Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara
- Tujuan Pembelajaran (TP):
- Siswa memahami isi dan makna sila-sila Pancasila
- Siswa mampu mengaitkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
- Siswa menunjukkan sikap gotong royong, toleransi, dan tanggung jawab
B. Tahap 2 – Bukti Keberhasilan
- Penilaian Formatif:
- Pertanyaan reflektif seperti "Sila mana yang paling sering saya terapkan?"
- Diskusi kelompok dan tanya jawab
- Penilaian Sumatif:
- Proyek poster bertema “Pancasila di Sekolahku”
- Presentasi kelompok dan umpan balik sejawat
C. Tahap 3 – Rencana Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik
Model Pembelajaran: Project-Based Learning (PjBL)
Metode: Ceramah interaktif, diskusi, dan presentasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
- Menyapa siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran
- Apersepsi melalui gambar lambang negara dan simbol sila-sila Pancasila
2. Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Mengamati (10 menit)
- Siswa menonton video tentang nilai-nilai Pancasila
- Mengamati situasi sosial di sekolah melalui ilustrasi/gambar
b. Menanya (10 menit)
- Mengajukan pertanyaan terkait makna simbol dan nilai Pancasila
- Guru menggali pemahaman awal siswa
c. Mengumpulkan Informasi (15 menit)
- Siswa dibagi dalam 5 kelompok berdasarkan sila
- Menganalisis contoh penerapan sila dalam kehidupan
d. Mengolah Informasi (10 menit)
- Menyusun rencana pembuatan poster
- Diskusi kelompok difasilitasi guru
e. Mengomunikasikan (15 menit)
- Presentasi kelompok
- Pemberian umpan balik antar siswa
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
- Refleksi pembelajaran dan penguatan nilai-nilai
- Penugasan: Menulis tindakan nyata yang mencerminkan salah satu sila
Refleksi Aksi Nyata: Pengalaman Guru
Dalam jurnal reflektif, guru mencatat hal-hal berikut:
Pemahaman Baru
Guru menyadari pentingnya merancang pembelajaran yang student-centered, memungkinkan siswa berpikir kritis dan aktif. Konsep ini selaras dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang pembelajaran yang memerdekakan dan membentuk karakter.
Tantangan
Beberapa siswa awalnya kesulitan mengungkapkan pendapat secara verbal. Guru mengatasi ini dengan menciptakan lingkungan kelas yang aman dan inklusif, serta memberi waktu persiapan yang cukup.
Kontribusi terhadap Pembelajaran
Pendekatan UbD yang diimplementasikan melalui proyek poster berhasil meningkatkan keterlibatan siswa. Mereka tidak hanya menghafal Pancasila, tetapi memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata.
Baca Juga: Contoh Jurnal PPG 2025 Modul 1 Topik 4: CRT dengan Format Simpel dan Mudah Ditiru
Implikasi UbD bagi Profesionalisme Guru
Prinsip Understanding by Design memberikan arah baru dalam praktik mengajar di sekolah. Dengan berorientasi pada hasil belajar yang bermakna, guru dapat menyusun strategi pengajaran yang:
- Mengintegrasikan nilai dan konteks kehidupan nyata
- Menekankan refleksi sebagai bagian dari proses belajar
- Meningkatkan partisipasi dan kepemilikan belajar siswa
Melalui penyusunan jurnal pembelajaran berbasis UbD, peserta PPG juga dilatih untuk menjadi perancang pembelajaran yang strategis, bukan sekadar pelaksana kurikulum.
Program PPG 2025 melalui Modul 1 Topik 1 mendorong guru untuk menerapkan prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran yang sistematis, berorientasi pada hasil, dan berpusat pada siswa.
Understanding by Design bukan hanya pendekatan teknis, melainkan filosofi pendidikan yang menempatkan pemahaman mendalam dan pengalaman bermakna sebagai fondasi utama proses belajar-mengajar.
Contoh aksi nyata yang dijabarkan dalam artikel ini menunjukkan bagaimana penerapan UbD dapat menghidupkan nilai-nilai kebangsaan di kelas dan sekaligus memenuhi visi pendidikan nasional yang inklusif dan memerdekakan.