POSKOTA.CO.ID - Jurnal pembelajaran menjadi bagian penting dalam proses Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025.
Khusus pada Modul 1 Topik 4 yang membahas pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT), guru dituntut untuk merefleksikan praktik pembelajaran yang inklusif dan berbasis budaya.
Para guru yang mengikuti program PPG 2025 diwajibkan untuk menyelesaikan jurnal pembelajaran setelah melakukan post test dan mengisi refleksi pada Modul 1 Topik 4.
Jurnal ini tidak hanya menjadi syarat administratif, tetapi juga sebagai cerminan praktik profesional guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang responsif terhadap keragaman budaya peserta didik.
Jurnal yang telah disusun nantinya akan diunggah oleh guru melalui akun masing-masing di platform Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (Ruang GTK).
Platform tersebut merupakan pembaruan dari Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang kini menjadi pusat aktivitas belajar dan penilaian guru dalam PPG.
Baca Juga: Cara Mengecek NRG PPG 2024 di Info GTK: Pahami Arti Kode dan Implikasi untuk Guru Bersertifikat
Apa Itu Culturally Responsive Teaching (CRT)?
Culturally Responsive Teaching atau pendekatan pembelajaran yang responsif terhadap budaya merupakan metode yang menekankan pada pengakuan, penghargaan, dan pengintegrasian nilai-nilai budaya siswa dalam proses pembelajaran.
Pendekatan ini bertujuan menciptakan suasana belajar yang inklusif, berkeadilan, dan memberdayakan seluruh siswa tanpa memandang latar belakang budaya mereka.
Melalui CRT, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator dan jembatan budaya di kelas.
Beberapa manfaat pendekatan CRT dalam praktik mengajar antara lain yakni sebagai berikut.
Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Memperkuat identitas budaya dan rasa percaya diri siswa.
Membentuk lingkungan belajar yang inklusif dan adil.
Mendorong kolaborasi antarsiswa dari latar belakang budaya yang beragam.
Baca Juga: Ketua KPPG Banten Adde Rosi Minta Kader Golkar Pandeglang Solid Menangkan Airin di Pilgub Banten
Contoh Jurnal Pembelajaran Modul 1 Topik 4: CRT
Di bawah ini merupakan contoh jurnal yang bisa dijadikan referensi oleh para peserta PPG 2025.
Format yang digunakan cukup sederhana namun mencakup seluruh komponen yang relevan dengan pendekatan CRT.
JURNAL PEMBELAJARAN
- Nama Guru: [Nama Anda]
- Hari/Tanggal: [Isi sesuai pelaksanaan]
- Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
- Kelas: 4 SD
- Topik: Mengidentifikasi Tokoh dan Peranannya dalam Cerita
- Modul Acuan: PPG 2025 Modul 1 - Topik 4: Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengidentifikasi tokoh utama dan tokoh tambahan dalam sebuah cerita rakyat serta menjelaskan peran masing-masing tokoh dengan tetap menghargai keberagaman budaya yang terdapat dalam cerita.
Rangkaian Kegiatan Pembelajaran
1. Pembuka
Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa menggunakan bahasa daerah yang familiar bagi mereka.
Guru menayangkan cerita rakyat lokal, seperti Legenda Danau Toba, sebagai bentuk pengakuan terhadap identitas budaya siswa.
Guru mengajukan pertanyaan pemantik: "Siapa yang tahu cerita dari daerah kalian? Apa cerita rakyat favorit kalian?"
2. Kegiatan Inti
Siswa membaca atau menyimak cerita rakyat dari daerah asalnya maupun dari daerah lain yang berbeda latar budayanya.
Siswa dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan.
- Siapa saja tokoh dalam cerita?
- Apa peran dan karakteristik setiap tokoh?
- Apa nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita tersebut?
- Guru menekankan pentingnya menghargai keberagaman budaya dalam setiap cerita.
3. Penutup
Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Guru memberikan refleksi bersama dengan bertanya: "Apa nilai yang bisa kita pelajari dari cerita rakyat daerah lain?"
Guru mengajak siswa menulis ringkasan cerita dan menyebutkan tokoh yang paling mereka sukai, disertai alasan.
Refleksi Guru
Pendekatan pembelajaran berbasis CRT hari ini cukup berhasil. Siswa tampak antusias saat cerita yang dibahas berasal dari daerah mereka sendiri.
Bahkan, ketika mendengar cerita dari daerah lain, mereka menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Diskusi kelompok mendorong siswa untuk berpikir kritis dan saling menghargai perbedaan.
Kegiatan itu sendiri juga menjadi sarana untuk membangun rasa percaya diri dan identitas kultural siswa dalam lingkungan belajar yang sehat.
Tindak Lanjut
Untuk memperkuat hasil pembelajaran, berikut beberapa rencana tindak lanjut yang akan dilakukan:
- Tugas Rumah: Siswa diminta mencari cerita rakyat dari keluarga atau daerahnya masing-masing untuk dibawakan pada pertemuan selanjutnya.
- Pojok Cerita Nusantara: Guru merancang pojok baca bertema budaya Nusantara di sudut kelas agar siswa dapat mengenal dan membaca cerita rakyat dari berbagai wilayah Indonesia.
Bagi bapak/ibu guru peserta PPG 2025, semoga contoh ini bisa menjadi referensi bermanfaat dalam menyelesaikan tugas jurnal Modul 1 Topik 4.