“Tiap ditertibkan ya khawatir lah, soalnya mau gimana kalau mau pergi dari mana pemasukan datang menghidupi keluarga. Walau takut, tetap bertahan. Apalagi suasana ekonomi menurun sekali, pembeli kian sepi, gak kepikiran lah kalau benar-benar digusur,” ujarnya lesu.
Apriyani merasa heran pada penertiban yang tidak merata dilakukan pada seluruh pedagang di sana.
Baca Juga: Kolaborasi PLN-DMI DKI Siap Hadirkan SPKLU Rumah Ibadah
“Herannya yang dilakukan di sekitar jalan irigasi ini saja, padahal PKL sampai ke depan arah jalan besar, 100 meter dari sini masih banyak. Tapi yang saya lihat disana aman-aman aja. Gak adil lah kayak gitu,” lanjutnya.
Apriyani mengaku, tak bisa pindah dengan mudah ke tempat yang lain. Sebab, banyak pertimbangan baginya jika memutuskan pindah lokasi jualan.
“Kalau saya pindah susah harus mulai lagi dari 0. Soalnya kan di sini saya sudah punya langganan. Itupun langganan sudah mulai berkurang karena harganya gak menentu, gimana kalau pindah ke tempat baru,” katanya.
Dari informasi yang diterima Poskota, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang belum menemukan jalan keluar terkait relokasi atau ruang usaha baru bagi pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di kawasan Pasar Sipon. (CR-1)