POSKOTA.CO.ID - Lebih dua miliar umat Islam di dunia secara serentak merayakan Idul Adha 1446 Hijriah, termasuk umat muslim di Indonesia. Banyak ajaran yang dapat dipetik dari momen merayakan Idul Adha, yang dikenal juga dengan hari raya kurban.
Presiden Prabowo Subianto mengemukakan bahwa Idul Adha merupakan momen yang mengajarkan tentang keikhlasan, keteguhan iman, serta pengorbanan demi kemaslahatan yang lebih besar.
Kepala Negara berharap agar Idul Adha dapat terus dimaknai sebagai perekat persaudaraan, penguat solidaritas, serta pijakan dalam membangun Indonesia dengan semangat pengabdian dan persatuan.
Hal senada disampaikan Ketua DPR RI ,Puan Maharani yang menekankan bahwa esensi Idul Adha dan kurban bukan hanya pada penyembelihan hewan, melainkan juga pada nilai keikhlasan, solidaritas, dan keberpihakan kepada sesama.
Baca Juga: Bank Mandiri Perkuat Komitmen Sosial Lewat Program Kurban di Idul Adha 1446 H
Ini adalah refleksi tentang bagaimana kita harus berani berkorban demi kepentingan yang lebih besar, berbagi kepada sesama, menumbuhkan keikhlasan.
“Berarti ada upaya untuk rela berkorban demi kepentingan umum, lebih luas lagi kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Kalian paham kan maksudnya,” kata mas Bro mengawali obrolan warteg bersama sohibnya,bung Heri dan bang Yudi.
“Sangat paham kakak senior,” kata Yudi menimpali.
“Jangan cuma paham – paham saja, tetapi jalankan,” sambung Heri.
“Untuk berkurban nggak perlu koar – koar kali. Nggak perlu dipamerkan di media sosial, nggak juga pakai adu gengsi segala. Misalnya mengaku kambing kurban saya yang paling super,” kata Yudi.
“Ini bukan sebatas hewan kurban, tetapi pengorbanan dalam arti membangun tata pergaulan sosial, dalam kehidupan bermasyarakat seperti meningkatkan empati dan kepedulian sosial,” kata mas Bro.
“Misalnya membantu orang lain yang lagi kesusahan. Tapi ingat, membantu tak harus dengan uang, bisa juga dengan barang. Tak ada barang, bisa dengan rasa empati, ikut mencari solusi, tidak juga, bisa dengan doa,” kata Heri.
Baca Juga: Spesial Idul Adha Klaim Saldo DANA Gratis hingga 200 Ribu Hari Ini, Begini Caranya
“Saya sependapat, tetapi membantu orang lain, apa pun bentuknya juga tak perlu dipamerkan, pakai selfie segala biar keren update status. Ingat dalam berkorban, hendaknya mengedepankan keikhlasan, bukan berharap pujian dan sanjungan, terlebih imbalan,” kata Yudi.
“Setuju banget. Jangan sampai maksud baik berkorban untuk orang lain, malah menimbulkan korban perasaan bagi orang lain karena dipamer – pamerkan dengan penuh kesombongan,” kata Heri.
“Bukankah pepatah mengatakan, ‘ tangan kanan di depan, tangan kiri ke belakang’ yang dapat dimaknai ketika kita membantu orang lain, hendaknya menyembunyikan agar tangan kirinya pun tidak mengetahui perbuatan apa yang telah dilakukan oleh tangan kanannya. Itulah konsep keikhlasan dalam berkorban demi kemaslahatan umat,” urai mas Bro. (Joko Lestari)