Juara 2 Kali, Bojan Hodak Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah Jika di Kroasia

Selasa 03 Jun 2025, 13:57 WIB
Potret pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak. (Sumber: Persib)

Potret pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak. (Sumber: Persib)

POSKOTA.CO.ID - Bojan Hodak mencetak sejarah besar bersama Persib Bandung dalam dua musim terakhir BRI Liga 1.

Pelatih asal Kroasia ini berhasil membawa Maung Bandung meraih gelar juara dua kali berturut-turut, menjadikannya salah satu pelatih tersukses dalam sejarah klub.

Namun, pujian terhadap kiprahnya di Indonesia sedikit tercoreng setelah sebuah pernyataan kontroversial yang ia lontarkan dalam wawancara dengan media Kroasia, Jutarnji List.

Dalam wawancara tersebut, Hodak menyebut bahwa jika Persib bermain di Liga Kroasia, tim tersebut hanya akan bersaing di papan bawah klasemen.

Baca Juga: Pemain Prancis dan Brasil Resmi Gabung Persib Bandung, Bojan Hodak Lapor ke Umuh Muchtar

Prestasi Gemilang Bersama Persib

Perayaan Persib Bandung atas gelar juara Liga 1 Indonesia 2024/2025. (Sumber: X/@persib)

Kedatangan Bojan Hodak ke Bandung membawa perubahan besar bagi performa Persib.

Saat pertama kali ditunjuk sebagai pelatih pada pertengahan musim 2022/2023, tim sedang berada di posisi ke-16 klasemen sementara.

Namun, Hodak berhasil membalikkan keadaan dan mengantar Persib ke posisi runner-up.

Musim berikutnya, Hodak membawa Persib ke puncak kejayaan. Dengan koleksi 69 poin dari 19 kemenangan, 12 hasil imbang, dan hanya tiga kekalahan, Persib unggul delapan poin dari pesaing terdekat, Dewa United.

Baca Juga: Krisis Striker, Persib Bandung Segera Kontrak Mesin Gol Klub Perak FC Malaysia Berkebangsaan Argentina

Gelar ini menjadi penegasan dominasi Persib di Liga 1 dan menyamai rekor era Indra M. Tohir di pertengahan 1990-an.

Tidak hanya trofi, Hodak juga meraih penghargaan sebagai pelatih terbaik dua musim berturut-turut, sebuah prestasi yang menunjukkan pengaruh signifikan dalam membangun kekuatan Persib secara taktis dan psikologis.

Persib Hanya Tim Papan Bawah di Kroasia

Daftar 7 Pemain Bidikan Persib Musim Depan: Ada Sosok Gacor Setara Ciro Alves, Bos Langsung Terlibat! (Sumber: Dok/Persib)

Meski telah mengantar Persib ke tangga juara, Bojan Hodak menilai bahwa standar kompetisi Liga Indonesia masih tertinggal jauh dari negara asalnya, Kroasia.

"Saya hanya akan berada di dekat dasar klasemen bersama Persib jika bermain di Kroasia. Kami akan berjuang untuk bertahan," ujarnya seperti dikutip dari Jutarnji List.

Baca Juga: Persija dan Persib Saling Sikut di Bursa Transfer Liga 1, Siapa yang Bakal Dapat Striker Brazil Ini?

Pernyataan ini menuai reaksi beragam. Sebagian menganggapnya realistis dan jujur, namun tidak sedikit pula yang menilai komentar itu menyinggung harga diri klub dan para pendukungnya.

Hodak menambahkan bahwa sebagian besar pemain asing di Indonesia bisa bermain di Kroasia, namun pemain lokal disebutnya belum mampu bersaing di level tersebut.

Pernyataan Hodak dapat dibaca dari dua sisi. Di satu sisi, ia mencoba menggambarkan perbedaan kualitas kompetisi antara Liga Indonesia dan Liga Kroasia.

Hal ini bisa menjadi bentuk evaluasi terhadap perkembangan sepak bola Indonesia secara objektif.

Namun di sisi lain, komentar ini muncul di tengah euforia kesuksesan Persib yang seharusnya menjadi momen apresiasi, bukan penurunan semangat.

Apalagi komentar itu diungkapkan kepada media asing, yang berpotensi membentuk persepsi negatif terhadap Liga 1 di mata internasional.

Masa Depan Hodak di Persib

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak. (Sumber: PT LIB)

Kontrak Bojan Hodak diketahui telah diperpanjang hingga 31 Mei 2026. Namun, belum ada pernyataan resmi dari manajemen Persib mengenai kemungkinan perpanjangan lebih lanjut pasca gelar juara musim 2024/2025.

Melihat pencapaiannya yang luar biasa, memperpanjang kontrak Hodak bisa menjadi keputusan strategis untuk menjaga stabilitas tim.

Terlebih dukungan dari Bobotoh masih cukup besar terhadap kepemimpinan pelatih berusia 54 tahun tersebut.

Namun pernyataan kontroversialnya bisa saja menimbulkan pertimbangan tersendiri di kalangan manajemen.

Tidak menutup kemungkinan, klub mencari pelatih dengan pendekatan komunikasi publik yang lebih diplomatis.


Berita Terkait


News Update