Kasus Covid-19 Harian di Thailand Melonjak Capai 18 Ribu Lebih, Varian Omicron JN 1 Dominan

Senin 02 Jun 2025, 18:37 WIB
Ilustrasi. Thailand melaporkan 18.062 kasus COVID-19 baru dalam sehari, menjadikan total kumulatif 240.606 kasus dengan 53 kematian. (Sumber: X/@mryoung151)

Ilustrasi. Thailand melaporkan 18.062 kasus COVID-19 baru dalam sehari, menjadikan total kumulatif 240.606 kasus dengan 53 kematian. (Sumber: X/@mryoung151)

POSKOTA.CO.ID - Thailand kembali menghadapi tantangan serius dalam penanganan pandemi COVID-19 dengan mencatat lonjakan signifikan kasus baru harian.

Pada Senin, 2 Juni 2025 angka kasus positif tercatat sebanyak 18.062 jiwa, mendorong total kumulatif menjadi 240.606 kasus COVID-19.

Tak hanya itu, jumlah kematian akibat COVID-19 juga dilaporkan mencapai 53 jiwa.

Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengimbau kelompok rentan, seperti lansia dan anak-anak di bawah usia satu tahun, untuk menghindari tempat ramai guna mencegah penularan virus.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Pemkot Bekasi Siapkan Skenario Khusus

Melansir dari The Nation, otoritas juga terus mendorong masyarakat Thailand untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19 guna meningkatkan kekebalan tubuh dan perlindungan dari infeksi.

Klaster Penyebab Peningkatan Kasus

Peningkatan kasus COVID-19 di Thailand ini dikaitkan erat dengan kemunculan 14 klaster baru di berbagai lokasi sejak liburan sekolah berakhir. Berikut rincian klaster yang menjadi sorotan:

  • 6 klaster di penjara (198 kasus)
  • 5 klaster di sekolah (258 kasus)
  • 2 klaster di pangkalan militer (178 kasus)
  • 1 klaster di rumah sakit (35 kasus)

Pemerintah secara khusus menaruh perhatian pada klaster sekolah, mengingat siswa dan guru menghabiskan waktu lama di ruang tertutup.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Capai Puluhan, Pemprov Imbau Warga Tak Panik

Oleh karena itu, sekolah-sekolah di Thailand diminta untuk memperketat langkah-langkah pencegahan COVID-19 guna menekan laju penularan.

Salah satu yang terdampak adalah Sekolah Bangkaew di Distrik Bang Phli, Provinsi Samut Prakan, yang memutuskan menutup sementara aktivitas belajar-mengajar pada 4–6 Juni 2025 akibat lonjakan kasus di kalangan siswa berisiko tinggi.


Berita Terkait


News Update