Siapa Pengelola Grup Facebook Gay Tuban Lamongan Bojonegoro? Identitas Pembuat Grup Viral di X Akhirnya Terbongkar

Minggu 01 Jun 2025, 19:32 WIB
Viral grup facebook gay (ist)

Viral grup facebook gay (ist)

POSKOTA.CO.ID - Sosok di balik grup Facebook Gay Tuban Lamongan Bojonegoro akhirnya terungkap. Keberadaan grup-grup semacam ini semakin memicu keresahan di masyarakat.

Mulai dari grup dengan tema fantasi incest, hubungan sedarah, hingga yang terbaru adalah komunitas gay di Facebook.

Grup-grup ini dibuat di platform Facebook dan berisi konten-konten tidak pantas yang dapat merusak mental generasi muda.

Meskipun beberapa admin atau pembuat grup serupa telah ditangkap polisi, hal itu ternyata belum cukup untuk menakut-nakuti pelaku lainnya.

Baca Juga: Terungkap! Ini Pengaturan Rahasia Facebook Creator Pro yang Bikin View Meroket dan Cuan Deras Mengalir, Cek Selengkapnya

Baru-baru ini, muncul grup bernama Gay Tuban Lamongan Bojonegoro dengan aliran yang sama seperti grup-grup sebelumnya. Dilansir Poskota dari akun Twitter @dhemit_is_back, identitas admin grup ini akhirnya terungkap.

Grup Gay Tuban Lamongan Bojonegoro sendiri telah memiliki ribuan anggota, yakni sekitar 10,47 ribu pengikut. Grup ini didirikan pada 29 September 2014.

Selain itu, ada juga grup lain dengan nama Gay Babat yang tak kalah kontroversial.

Di deskripsi grup tersebut, tertulis kalimat:

"Bapak-bapak yang dibabat, B. Mumpung dibabat, ready tempat komen, ntar lanjut WA cocok gas."

Yang lebih mengejutkan, grup ini juga memiliki grup WhatsApp bernama Sahabat dengan 89 anggota.

Kini, identitas pembuat grup Gay Babat telah diketahui, yaitu Felix Argentinus Hylmi, yang sedang menjadi incaran warganet.

Baca Juga: Menjijikkan! Grup Inses 'Fantasi Sedarah' di Facebook dengan Penyimpangan Seksual hingga Eksploitasi Anak

Seorang pengguna TikTok, @Prince_tb_King, mengkritik:

"Seharusnya Facebook Indonesia bertanggung jawab. Masih banyak konten seperti ini yang dibiarkan, padahal seharusnya ada pedoman komunitas di setiap platform digital."

Dengan semakin banyaknya grup bermasalah seperti ini, banyak netizen mempertanyakan langkah tegas dari pihak platform media sosial maupun penegak hukum.


Berita Terkait


News Update