Lebih lanjut, Capuano mengkritisi kesiapan mental dan fisik skuad Simone Inzaghi. Menurutnya, kegagalan ini tak hanya soal kalah skor, melainkan dampaknya terhadap fondasi klub secara keseluruhan.
"Masalah utamanya bukan nihilnya gelar musim ini, tetapi reruntuhan yang ditinggalkan oleh malam di Munich," tegasnya.
Kendati demikian, Capuano tetap mengakui bahwa perjalanan Inter ke final patut diapresiasi.
Baca Juga: Link Live Streaming PSG Vs Inter Milan di Final Liga Champions 2024/2025, Kick Off 02.00 WIB
Di kancah domestik, Inter tampil konsisten dan mendominasi Serie A, serta berhasil menyingkirkan beberapa klub top Eropa untuk mencapai final.
Namun, kekalahan telak tersebut tetap akan menjadi noda yang sulit dihapuskan.
Di sisi lain, kemenangan PSG dipandang sebagai hasil dari perencanaan jangka panjang yang matang, strategi transfer yang efisien, serta pengelolaan teknis yang progresif.
Sosok pelatih utama serta kontribusi pemain muda seperti Doué dan Mayulu menandai era baru kejayaan Les Parisiens.
Final ini juga menyoroti kesenjangan antara sepak bola Italia dan kekuatan finansial klub-klub elite Eropa seperti PSG.
Inter yang dalam tiga musim terakhir berhasil dua kali mencapai final Liga Champions namun selalu gagal meraih trofi, kini harus melakukan introspeksi mendalam.
"Jika Inter ingin kembali kompetitif di kancah tertinggi, pembenahan struktural dan mental harus segera dilakukan. Mereka perlu membangun ulang bukan hanya tim, tetapi juga psikologi klub setelah malam yang memilukan ini," pungkas Capuano.
Sebagai refleksi, kekalahan Inter di Munich tidak hanya berdampak pada reputasi klub, tetapi juga menjadi bahan evaluasi bagi sepak bola Italia secara keseluruhan dalam menghadapi ketatnya persaingan Eropa di masa mendatang.