POSKOTA.CO.ID – Serangan terhadap aparatur kejaksaan kembali terjadi dan menimbulkan kekhawatiran publik atas keselamatan para penegak hukum di Indonesia.
Seorang staf Kejaksaan Agung berinisial DS diserang oleh dua orang tak dikenal di Depok, Jawa Barat, beberapa hari setelah dua insiden serupa menimpa jaksa dan staf Kejaksaan Negeri Deli Serdang, Sumatera Utara.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya tensi pengamanan di institusi kejaksaan, menyusul terbitnya Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2025 yang mengatur pengawalan pribadi terhadap jaksa dan keluarganya.
Presiden Prabowo Subianto telah menugaskan TNI dan Polri untuk menjalankan perintah tersebut, termasuk pengerahan lebih dari 6.000 personel militer ke seluruh kantor kejaksaan di Indonesia.
Baca Juga: Begini Kesaksian Warga di Sekitar Lokasi Penyerangan Pegawai Kejagung di Depok
“Kalau kemudian tiba-tiba ada setidaknya dua peristiwa penyerangan terhadap staf maupun jaksa oleh orang tak dikenal, dan motifnya belum jelas sampai sekarang, maka tidak salah kalau orang mulai mencurigai dan mengaitkan hal ini dengan adanya ancaman serius terhadap aparatur dan keluarga kejaksaan,” ujar Hersubeno Arief, jurnalis senior dan pengamat politik, dalam keterangan di kanal YouTube Hersubeno Point, dikutip oleh Poskota pada Rabu, 28 Mei 2025.
Korban penyerangan di Depok, DS, diketahui bertugas di Pusat Data Statistik Kriminal dan Teknologi Informasi (Daskrimti) Kejaksaan Agung. Ia diserang saat pulang dari kantor sekitar pukul 21.00 WIB.
Serangan terjadi dini hari di Jalan Raya Pengasinan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, saat korban baru menempuh jarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.
Menurut polisi, DS mengalami luka cukup parah di pergelangan tangan kanannya. Saraf kelingking korban dilaporkan putus, menyebabkan trauma fisik dan psikologis yang mendalam.
Baca Juga: Pegawai Kejagung Dibacok OTK di Depok, Urat Jari Putus
Polisi belum mengungkap motif penyerangan, tetapi menekankan bahwa pelaku tidak mengambil barang korban dan sempat berteriak, “Mampus lo!” sebelum melarikan diri.