"Hari ini, satu-satunya kemewahan adalah kita bisa langsung menyampaikan kepada publik segala hal yang kita lakukan," ungkap Adi.
Di era digital, masyarakat ingin melihat langsung kerja nyata pejabat publik. Dengan menyuguhkan video saat blusukan, menghadiri pengajian, atau bertemu petani, Dedi Mulyadi membangun kedekatan yang konsisten. Ia mengerti bahwa publik ingin bukti, bukan janji.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Siap Tindak Tegas Oknum Bobotoh Perusak GBLA, Dikirim ke Barak atau Penjara?
Terobosan dan Kebaruan
Kehadiran ide-ide baru juga menjadi daya tarik tersendiri. Dedi Mulyadi kerap tampil dengan kebijakan yang tidak biasa, seperti pembentukan Satgas Anti-Premanisme yang sempat menuai pro dan kontra.
Di tengah keresahan masyarakat akan aksi premanisme, kebijakan ini dianggap sebagai langkah berani dan orisinal.
Begitu pula ketika ia menggagas program pengiriman anak-anak nakal ke barak. Walau menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk KPAI dan anggota dewan, langkah ini dinilai sebagai pendekatan berbeda dalam menangani kenakalan remaja.
"Inilah yang disebut dengan novelty, unsur kebaruan," kata Adi. "Seorang pejabat publik harus berani mengeluarkan gagasan baru yang diniatkan untuk kepentingan masyarakat."
Tak semua kebijakan memang bisa menyenangkan semua pihak. Namun, keberanian dalam membuat terobosan adalah bentuk pertanggungjawaban seorang pemimpin kepada rakyatnya.