Siapa Orang Tua Argo Ericko Achfandi? Identitas Keluarga Korban BMW Maut Palagan Terkuak

Senin 26 Mei 2025, 10:53 WIB
Profil Argo Ericko Achfandi: Mahasiswa FH UGM Korban Kecelakaan Tragis di Sleman (Sumber: X/@komunisasi)

Profil Argo Ericko Achfandi: Mahasiswa FH UGM Korban Kecelakaan Tragis di Sleman (Sumber: X/@komunisasi)

POSKOTA.CO.ID - Yogyakarta kembali dirundung duka setelah kecelakaan maut terjadi di Jalan Palagan, Sleman, pada Sabtu, 24 Mei 2025.

Seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Argo Ericko Achfandi, menjadi korban meninggal dunia dalam insiden yang melibatkan mobil mewah BMW bernomor polisi B-1442-NAC. Pengemudi mobil tersebut diketahui bernama Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan.

Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2024, tewas di lokasi kejadian. Tragedi ini tak hanya menyisakan luka bagi keluarga korban, tetapi juga menggugah solidaritas di kalangan mahasiswa UGM yang menuntut keadilan atas peristiwa tersebut.

Baca Juga: 5 Shio Ini Diberi Rezeki Berlimpah, Rahasianya Ternyata dari Rasa Syukur!

Sosok Argo Ericko Achfandi: Mahasiswa Berprestasi dari Depok

Argo merupakan anak rantau asal Cilodong, Depok, Jawa Barat. Lahir pada tahun 2005, Argo dikenal sebagai pribadi yang cerdas, rendah hati, dan aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Ia adalah mahasiswa yang berhasil masuk ke UGM melalui jalur prestasi dan dikenal memiliki tekad kuat untuk mengubah nasib keluarganya melalui pendidikan.

Meninggalnya Argo menyisakan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga dan rekan-rekannya, tetapi juga civitas akademika UGM.

Banyak mahasiswa dan aktivis kampus menyerukan keadilan serta proses hukum yang transparan terhadap pelaku kecelakaan.

Perjalanan Hidup dan Latar Belakang Keluarga Argo Ericko

Kehilangan Sang Ayah di Usia 7 Tahun

Dalam sebuah kutipan wawancara yang dikutip dari laman bsimaslahat.or.id, Argo sempat menuturkan kisah hidupnya yang penuh perjuangan. Ia adalah anak sulung dari dua bersaudara. Ayahnya meninggal dunia saat Argo masih duduk di bangku Sekolah Dasar, tepatnya ketika usianya baru menginjak 7 tahun.

Sejak saat itu, kehidupan Argo dan keluarganya berubah drastis. Ibunya mengambil alih seluruh peran sebagai pencari nafkah dan pengasuh keluarga. Dalam tulisan itu, Argo mengungkapkan bahwa ibunya adalah sosok yang sangat kuat dan menjadi panutan utama dalam hidupnya.

“Ibuku adalah ibu yang hebat,” tulis Argo dalam penggalan testimoni yang diunggah dalam program beasiswa sosial.

Tidak Pernah Menyebutkan Identitas Lengkap Orang Tua

Meskipun terbuka soal latar belakang kehidupannya, Argo tidak secara eksplisit menyebutkan nama maupun pekerjaan dari kedua orang tuanya. Namun, dalam berbagai catatan biografis singkat dan unggahan media sosial, diketahui bahwa Argo tinggal bersama ibunya dan satu orang adik.

Ibunya diyakini bekerja keras untuk membiayai pendidikan Argo hingga sang anak diterima di universitas negeri terkemuka, Universitas Gadjah Mada. Argo pun berkomitmen untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

Solidaritas Mahasiswa dan Desakan Proses Hukum

Mahasiswa UGM Desak Keadilan

Pasca insiden tersebut, mahasiswa UGM secara kolektif menyampaikan tuntutan terhadap aparat penegak hukum agar Christiano Tarigan diproses secara adil. Sejumlah aksi solidaritas digelar di lingkungan kampus sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap almarhum Argo.

Rekan-rekan Argo menggambarkannya sebagai pribadi yang aktif, sopan, dan tak pernah menimbulkan konflik. Kehilangannya menjadi tamparan keras bagi kampus dan pengingat akan pentingnya keamanan lalu lintas di jalanan kota pendidikan seperti Yogyakarta.

Status Hukum Christiano Tarigan

Hingga artikel ini ditulis, proses hukum terhadap pengemudi mobil BMW tersebut masih berlangsung. Polisi menyebutkan bahwa penyelidikan tengah dilakukan untuk mengungkap kronologi kecelakaan secara menyeluruh. Isu mengenai dugaan kelalaian hingga potensi pengaruh alkohol dalam insiden tersebut juga menjadi sorotan media.

Jejak Argo dalam Dunia Pendidikan dan Sosial

Penerima Beasiswa dan Aktivis Sosial

Selain dikenal sebagai mahasiswa berprestasi, Argo juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi kampus.

Ia pernah menjadi penerima program beasiswa sosial dari BSI Maslahat. Dalam unggahan tersebut, Argo menulis esai yang menggambarkan perjuangannya untuk tetap menempuh pendidikan tinggi meski dalam keterbatasan ekonomi.

Baca Juga: Isu Debt Collector akan Dihapuskan, Benarkah? Simak Penjelasannya

Inspirasi Bagi Mahasiswa Lain

Kisah hidup Argo menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya. Dalam berbagai forum kampus dan media sosial, banyak yang mengenangnya sebagai teladan dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. Kepergiannya yang mendadak menjadikan tragedi ini sebagai momen refleksi akan pentingnya keselamatan dan empati sosial.

Kisah tragis meninggalnya Argo Ericko Achfandi dalam kecelakaan di Jalan Palagan Sleman tidak hanya menyisakan luka, tetapi juga membangkitkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan tanggung jawab di jalan raya.

Argo bukan hanya korban, melainkan simbol perjuangan dan semangat pemuda Indonesia yang berjuang dari keterbatasan menuju mimpi besar.

Latar belakang keluarga yang sederhana tidak menghalanginya untuk menorehkan prestasi akademik dan sosial. Sosok ibunya yang menjadi tulang punggung keluarga juga memperkuat narasi perjuangan keluarga Argo. Kini, publik berharap agar proses hukum dapat ditegakkan dan keadilan untuk Argo dapat terwujud.


Berita Terkait


News Update