POSKOTA.CO.ID - Dunia hukum dan media tanah air kembali diselimuti kabar duka. Pengacara terkemuka Ibrahim Sjarief Assegaf, yang juga dikenal sebagai suami dari jurnalis senior Najwa Shihab, dikabarkan telah meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025. Pria yang dikenal luas karena integritas dan kontribusinya dalam dunia hukum ini wafat pada usia 48 tahun.
Kabar kepergian Ibrahim Sjarief Assegaf pertama kali tersebar melalui berbagai platform media sosial, sebelum dikonfirmasi oleh pihak keluarga dan kolega terdekat.
Warganet pun berbondong-bondong mengungkapkan duka cita dan mengenang kiprah almarhum, baik sebagai seorang profesional hukum maupun sebagai pendamping hidup Najwa Shihab yang terkenal vokal dan berprinsip.
Baca Juga: Klaim Hadiah dari 10 Kode Redeem Terbaru, Ramaikan Event Kolaborasi MLBB dan Naruto
Sosok di Balik Nama Besar
Ibrahim Sjarief Assegaf bukanlah sosok asing dalam dunia hukum Indonesia. Ia merupakan salah satu pengacara yang dikenal luas atas kapabilitas dan konsistensinya dalam membela hak-hak konstitusional warga negara serta membangun sistem hukum yang adil dan transparan.
Lulusan salah satu perguruan tinggi hukum ternama ini telah menangani berbagai kasus penting berskala nasional, baik di sektor perdata, pidana, maupun tata usaha negara.
Dikenal sebagai sosok pendiam namun tajam dalam berargumentasi, Ibrahim memiliki reputasi tinggi di kalangan praktisi hukum dan akademisi.
Perjalanan Cinta yang Penuh Inspirasi
Selain kiprahnya sebagai pengacara, publik juga mengenal Ibrahim melalui hubungan pernikahannya dengan Najwa Shihab. Keduanya menikah pada tahun 1997, ketika Ibrahim berusia 20 tahun.
Pernikahan itu terbilang muda, namun justru menunjukkan kekokohan hubungan yang mereka bangun selama lebih dari dua dekade.
Najwa Shihab, yang kini berusia 47 tahun, sering menyebut sang suami sebagai sosok pendukung utama dalam kariernya sebagai jurnalis dan aktivis sosial.
Dalam beberapa wawancara, Najwa bahkan pernah menyampaikan bahwa keberanian dan kejujuran dalam menyampaikan kebenaran, yang menjadi ciri khasnya, merupakan refleksi dari diskusi-diskusi intelektual dan moral bersama sang suami.