“Enggak mungkin mereka ikhlas uangnya hilang. Tapi kalau terlalu banyak yang galbay (gagal bayar), bisa gawat buat bisnis mereka. Jadi kadang-kadang, mereka memilih untuk menghapus utang secara sepihak tanpa memberitahu nasabah, demi menjaga data internal tetap bersih,” katanya.
Meski begitu, belum ada pernyataan resmi dari pihak Akulaku terkait praktik pelunasan otomatis ini. OJK pun belum mengeluarkan kebijakan atau wacana resmi mengenai pemutihan utang pinjol.
Namun, cerita-cerita seperti ini semakin banyak bermunculan di media sosial. Pengguna pun diimbau tetap berhati-hati dan tidak serta-merta sengaja menunggak hanya karena berharap utangnya akan dilunasi otomatis.
“Ini lebih ke keberuntungan dan kebijakan internal perusahaan, bukan hal yang bisa diandalkan,” pungkasnya.