POSKOTA.CO.ID - Maraknya pinjaman online (pinjol) di Indonesia telah membawa kemudahan akses dana, tetapi juga memunculkan masalah terkait praktik penagihan oleh debt collector.
Tidak jarang, penagihan ini melibatkan tindakan yang mengintimidasi, bahkan hingga kontak fisik.
Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah aman bagi konsumen untuk melawan balik debt collector jika terjadi kontak fisik?
Baca Juga: Jebakan Penipuan Pinjol: Dana Cair Otomatis Tanpa Pengajuan, Korban Tiba-Tiba Harus Bayar Cicilan
Memahami Hak Konsumen dalam Penagihan Utang
Setiap konsumen yang memiliki utang, baik melalui pinjaman online legal maupun konvensional, memiliki hak yang dilindungi oleh hukum.
Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur praktik penagihan oleh debt collector, terutama untuk pinjol legal.
Menurut peraturan OJK, debt collector dilarang menggunakan kekerasan fisik, ancaman, atau tindakan yang merendahkan martabat konsumen.
Kontak fisik seperti mendorong, memukul, atau tindakan intimidasi lainnya jelas melanggar aturan ini.
Konsumen berhak menolak tindakan tersebut dan melaporkannya sebagai pelanggaran hukum.
Baca Juga: Jangan Sepelekan! Inilah Bahaya jika Kontak HP Diambil oleh DC Pinjol Ilegal

Apakah Melawan Balik Debt Collector Aman?
Ketika menghadapi kontak fisik dari debt collector, naluri untuk melawan balik mungkin muncul sebagai bentuk pembelaan diri.
Namun, tindakan ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Melawan balik secara fisik dapat membawa risiko, baik dari sisi hukum maupun keselamatan pribadi.
Secara hukum, tindakan melawan balik yang melebihi batas pembelaan diri dapat dianggap sebagai perbuatan melawan hukum, terutama jika menyebabkan cedera pada debt collector.
Selain itu, melawan balik secara fisik dapat memicu eskalasi konflik yang membahayakan keselamatan Anda atau keluarga.
Baca Juga: Waspada Terjebak! Ini 3 Cara Jauhi Pinjol Ilegal
Sebagai gantinya, langkah yang lebih aman adalah tetap tenang dan menghindari konfrontasi langsung.
Jika memungkinkan, rekam kejadian tersebut sebagai bukti, misalnya dengan merekam video atau mengambil foto.
Bukti ini dapat digunakan untuk melaporkan debt collector ke pihak berwenang.
Penting juga untuk memahami bahwa debt collector yang melakukan kontak fisik telah melanggar hukum, dan Anda memiliki hak untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka.