7 Tips Investasi di Pinjol Legal, Raih Cuan Maksimal via P2P Lending

Sabtu 17 Mei 2025, 12:01 WIB
Ilustrasi investasi P2P Lending atau sederhananya pinjaman online legal (pinjol legal). Aktivitas keuangan ini diawasi OJK. (Sumber: Singa Funds)

Ilustrasi investasi P2P Lending atau sederhananya pinjaman online legal (pinjol legal). Aktivitas keuangan ini diawasi OJK. (Sumber: Singa Funds)

Pilih platform investasi yang sudah terdaftar dan diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan), serta menyajikan informasi borrower secara lengkap dan transparan.

Platform yang baik akan mencantumkan rasio TKB90, data keuangan, dan histori pinjaman borrower. Pastikan platform menyediakan data:

Baca Juga: Rekomendasi 5 Pinjol Legal Berikan Limit Besar dan Sudah Terdaftar Resmi di OJK

  • Rasio utang terhadap aset
  • Tingkat keberhasilan bayar (TKB90)
  • Latar belakang bisnis borrower

Terapkan Diversifikasi Portofolio Pinjaman

Jangan menaruh semua dana pada satu peminjam. Sebar dana Anda ke beberapa borrower dari mulai sektor dan tingkat risiko berbeda.

Diversifikasi ini akan membantu menurunkan risiko secara signifikan. Contoh strategi diversifikasi:

  • Investasi ke 5-10 borrower
  • Gabungkan sektor stabil seperti logistik, kuliner, atau jasa
  • Kombinasi borrower risiko rendah dan menengah

Baca Juga: Catat! Inilah Bahaya Gali Lubang Tutup Lubang dengan Pinjol Ilegal, Begini Penjelasannya

Perhatikan TKB90

TKB90 adalah metrik penting yang menunjukkan persentase pinjaman yang dibayar lunas dalam 90 hari.

Idealnya, pilih platform dengan TKB90 di atas 90% untuk meminimalkan risiko gagal bayar.

Siapkan Dana Darurat Sebelum Berinvestasi

Meski tergoda untuk mengalokasikan seluruh dana ke investasi, pastikan Anda tetap memiliki dana darurat.

Hal ini penting untuk menjaga likuiditas jika terjadi keterlambatan pembayaran dari borrower.

Baca Juga: Cek 5 Cara Ampuh Mengatasi Permasalahan Galbay pada Pinjol Ilegal

Rutin Update dan Pantau Performa Borrower

Situasi bisnis bisa berubah sewaktu-waktu. Pantau secara berkala laporan borrower, terutama jika Anda mendanai jangka menengah hingga panjang.


Berita Terkait


News Update