Arsitekturnya khas, dengan atap berlapis dan berputar yang konon merupakan hadiah dari Kesultanan Banten. Bentuknya yang unik mencerminkan eratnya hubungan antara kerajaan-kerajaan Islam di masa lalu.
Tidak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan yang hidup hingga kini. Setiap tahun, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW digelar meriah dan melibatkan ribuan warga.
“Pengunjung paling membeludak tahun lalu, mencapai 10 ribu orang. Pada enggak muat sampai ke jalan,” kata Rudi.
Dengan luas mencapai 870 meter persegi, area Masjid Jami Kalipasir juga menjadi tempat untuk 400 makam yang resmi terdaftar. Di antaranya, terdapat makam tokoh-tokoh penting seperti istri Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten dan Bupati ketiga Tangerang Raya.
Masjid ini bahkan menjadi tempat favorit sejumlah peneliti dari berbagai perguruan tinggi. Kolaborasi dengan komunitas keagamaan dan lembaga pendidikan semakin menguatkan posisinya sebagai situs edukasi dan sejarah yang penting.
Sayangnya, meski sudah resmi ditetapkan sebagai cagar budaya, perhatian dari pemerintah daerah dinilai masih kurang.
Pengelola masjid bahkan telah mengajukan permohonan anggaran kepada Pemerintah Kota Tangerang sejak April 2025. Namun hingga kini belum ada kejelasan mengenai pencairan dana maupun penerbitan sertifikat.
“Agar Masjid Jami Kalipasir tetap sebagai cagar budaya dan dikenal banyak orang, kita lakukan pengajuan dana. Saya berharap masjid ini bisa dikenal lebih lama lagi. Jadi penataannya benar-benar kita perhatikan,” ucap Rudi.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran dari sejumlah pihak, terutama jika warisan budaya ini tak mendapatkan perlindungan dan pembinaan yang layak.
Tanpa dukungan nyata dari pemerintah, masa depan Masjid Jami’Kalipasir dikhawatirkan hanya akan bergantung pada kekuatan swadaya masyarakat yang terbatas.
Sebagai situs bersejarah yang menyimpan nilai edukatif dan spiritual, Masjid Jami Kalipasir sejatinya layak mendapatkan perlindungan maksimal dari pemerintah.
Selain untuk menjaga warisan budaya, juga demi mengedukasi generasi muda tentang pentingnya sejarah dan keberagaman budaya di Indonesia. (CR-1)