Di sisi lain, sering dikatakan, secepat apapun kebohongan berlari, sedalam apa pun keburukan ditutupi, yakinlah bahwa kebenaran akan melewatinya. Artinya serapat apakah kebohongan ditutupi, saatnya akan terkuak juga.
Bukankah pepatah mengatakan “becik ketitik, ala ketara” – dapat dimaknai bahwa setiap perbuatan kita, baik atau buruk, suatu saat akan tampak, meski disimpan sangat rapat.
Ini sejalan dengan keyakinan bahwa Tuhan melihat segala pikiran dan tindakan manusia serta akan memberi balasan yang seadil – adilnya.
Itulah sebabnya, kejujuran kian dibutuhkan, lebih –lebih bagi pejabat publik, tokoh bangsa, para elite politik negeri ini, di tengah situasi politik yang kian dinamis, kadang penuh kejutan. Belum lagi situasi global yang masih penuh ketidakpastian.
Hanya saja berlaku jujur sangatlah sulit seiring banyak godaan di sekitar kita, apalagi di dunia serba digital ini. Baik godaan jabatan, kekuasaan, fasilitas dan masih banyak lagi. Godaan terberat adalah tahta, harta dan wanita.
Tetapi sesulit apa pun, jika dibarengi dengan kesadaran yang tinggi, kejujuran dapat dijalani, kebohongan terlalui.
Hal lain yang perlu dikedepankan saat ini, di tengah ketidakpastian situasi, pergerakan dinamika politik saat ini adalah membangun keseimbangan politik-sering disebut politik keseimbangan.
Ini tidak saja penting bagi pejabat publik, juga elite politik dengan tujuan mencegah distorsi persepsi publik, bukan hanya terhadap kebijakan pemerintah, juga atas ucapan dan perbuatan pejabat negeri, yang acap terkesan tidak sinkron, kurang senapas dengan alur atas.
Politik keseimbangan dimaksud, bukan saja keseimbangan dalam pembagian kekuasaan dan kekuatan politik, baik di eksekutif maupun legislatif, juga menyeimbangkan kekuatan sosial yang berada di luar pemerintahan.
Politik keseimbangan tak ubahnya memfungsikan seperangkat gamelan untuk menciptakan harmoni. Ibarat menabuh gamelan perlu adanya keselarasan, keserasian, kesepahaman dan kebersamaan.
Yang dapat kita maknai, saat pengrawit memainkan gamelan, mereka dapat belajar menahan emosi dan bekerja sama saling mengerti dan memahami dengan penabuh lainnya untuk memainkan nada yang diinginkan.
Menyelaraskan berarti mampu menjaga diri dari ucapan, perilaku perbuatan yang sekiranya dapat menimbulkan ketersinggungan, pertentangan, dan perseteruan sebagai embrio perpecahan.