Arti Kata 'Sacrifice' Ucapan Ardhito Pramono Saat Bahas Pernikahan Jeanneta Sanfadelia Tuai Sorotan Publik

Rabu 14 Mei 2025, 11:35 WIB
Pengakuan Ardhito tentang pengorbanan pernikahan demi hubungan lain menjadi viral dan menuai beragam respons dari publik. (Sumber: Instagram/Ardhitopramono)

Pengakuan Ardhito tentang pengorbanan pernikahan demi hubungan lain menjadi viral dan menuai beragam respons dari publik. (Sumber: Instagram/Ardhitopramono)

“Waktu itu gue pacaran, terus abis itu selingkuh, mantan gua selingkuh terus abis itu selingkuhannya nyamperin gua. Dia bilang gini, ‘Dito, kan lu sacrifice pernikahan lu untuk orang ini, lo tau nggak kalau sebenernya dia di salah satu kota dia punya pacar banyak dan gua salah satunya.’”

Kata sacrifice yang ia gunakan berasal dari Bahasa Inggris dan secara harfiah berarti “pengorbanan.” Dalam konteks yang disebutkan Ardhito, sacrifice ini merujuk pada keputusannya meninggalkan atau merusak pernikahan dengan Jeanneta demi orang ketiga yang ternyata tidak setia pula.

Pernyataan tersebut menggambarkan penyesalan mendalam yang disampaikan dalam bentuk naratif emosional. Kata “sacrifice” di sini menjadi simbol dari keputusan besar yang diambil dengan harapan akan kebahagiaan baru, namun justru berujung kekecewaan.

Dugaan Sosok yang Disebut

Setelah pernyataan Ardhito viral, publik pun mulai berspekulasi tentang identitas perempuan yang dimaksud. Nama Jubilee Marisa mencuat di berbagai kolom komentar warganet sebagai sosok yang diduga menjadi pihak ketiga dalam rumah tangga Ardhito.

Meski hingga saat ini belum ada konfirmasi langsung dari Jubilee Marisa, Poskota telah mencoba menghubunginya melalui akun Instagram @jubileemarisa untuk mendapatkan klarifikasi.

Ketiadaan respons dari Jubilee justru semakin memperkuat rasa penasaran publik dan memicu perdebatan di media sosial.

Namun penting untuk diingat bahwa spekulasi yang tidak didasarkan pada fakta berisiko menyebabkan fitnah dan pencemaran nama baik.

Jejak Emosional dari Pengorbanan

Pengorbanan dalam hubungan sering kali diidealkan sebagai bentuk cinta yang paling tulus. Namun dalam kasus Ardhito, pengorbanan itu justru menjadi bentuk pelarian dari luka masa lalu dan ketidakmampuan memahami makna cinta secara utuh. Keputusan untuk meninggalkan pernikahan demi orang lain tanpa landasan emosi yang matang, hanya memperlihatkan betapa rapuhnya konstruksi hubungan yang dibangun atas dasar pelarian.

Secara psikologis, ini mengindikasikan adanya mekanisme coping yang disfungsional ketika seseorang yang terluka justru melukai orang lain, entah secara sadar atau tidak.

Baca Juga: Tips Tetap Tenang dalam Jeratan dan Tekanan Utang Pinjol, Begini Kata Edukator Keuangan

Reaksi Publik dan Interpretasi Sosial

Reaksi publik terhadap pernyataan Ardhito sangat beragam. Sebagian warganet menyayangkan keputusannya dan menilai pengakuan tersebut sebagai bentuk kedewasaan yang datang terlambat.

Sebagian lain justru memuji keberaniannya dalam membuka luka masa lalu, mengingat tidak banyak publik figur yang bersedia berbagi secara transparan mengenai sisi gelap kehidupan pribadinya.

Berita Terkait

News Update