Namun, menurut Verrell, pendekatan ini berisiko jika tidak dibarengi pemahaman terhadap aspek psikologis dan emosional remaja.
"Kenakalan remaja tidak hanya berasal dari lemahnya disiplin, tapi bisa juga merupakan dampak dari dinamika keluarga, tekanan sosial, hingga masalah emosional yang belum tertangani," kata Verrell dalam pernyataan resminya.
Ia mengingatkan bahwa pendekatan fisik semata tidak cukup untuk membentuk karakter remaja yang utuh.
Tanpa pendekatan yang menyentuh sisi psikologis dan spiritual, program tersebut bisa saja tidak menyelesaikan akar masalah dan bahkan memperparah kondisi mental anak.
Tanggapan Kritis dari Bupati Purwakarta
Pernyataan Verrell menuai tanggapan langsung dari Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, atau yang akrab disapa Om Zein.
Dalam sebuah unggahan video di akun Instagram-nya pada Jumat, 9 Mei 2025, Om Zein menantang Verrell untuk langsung turun ke lapangan dan melihat sendiri implementasi program tersebut.
"Mas Verrell kan dari dapil sini. Coba turun langsung, lihat kenyataan di lapangan. Jangan hanya berwacana," ujar Om Zein.
Menurutnya, sejauh ini orang tua yang menitipkan anak mereka dalam program barak justru merasa senang dan mendukung inisiatif tersebut.
Ia bahkan secara terbuka mengajak Verrell untuk membuktikan efektivitas pendekatannya sendiri.
"Ada 30 anak yang mau ikut program ini. Kita bagi dua, mas ambil 15 anak dengan pendekatan mas sendiri, dan saya ambil 15 lagi dengan pendekatan barak militer. Kita lihat hasilnya," tantang Om Zein.